Perikanan

Kampung Nelayan Tomalou Pontesial Didorong Menjadi Museum

Kampung Nelayan Tomalou, Kota Tidore Kepulauan || Foto : Layank/Hpost

Ternate, Hpost - Kampung Nelayan Tomalou dinilai sangat potensial didorong menjadi museum nelayan. Oleh karena itu, dibutuhkan kolaborasi dari pihak terkait dalam mendorong potensi tersebut.

“Museum (nelayan) itu penting. Jadi saya membayangkan begitu banyak dokumentasi, katakanlah yang sudah ada maupun sementara yang coba ditelusuri,” kata Anggota Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Maluku Utara, Sofyan Daud, saat konferensi pers menjelang Festival Kampung Nelayan Tomalou (FKNT) 2020, Sabtu 18 Januari menilai di Tomalou, Tidore Kepulauan.

Sofyan bilang, dokumentasi periodesasi nelayan di Tomalou itu harus ditaruh pada tempat yang ideal dan representatif. Mengenai political will, ia mengaku sudah berjalan bagus.

“Pak Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Maluku Utara sudah siap. Tinggal soal kewenangannya begitu,” ucapnya.

Ia mengatakan, membangun koordinasi antara sesama pihak terkait, baik dari pariwisata, perikanan, maupun pendidikan serta kebudayaan.

“Saya kira ini koordinasi saja. Teman-teman DPRD siap mendukung,” ungkapnya.

Foto : Layank/Hpost

Sementara itu, Kepala DKP Maluku Utara, Buyung Radjiloen, dalam kesempatan yang sama, mengaku sangat mendukung apabila dibuat museum nelayan. Nelayan Tomalou, kata dia, memang sudah berkontribusi banyak terhadap peningkatan investasi perikanan di Maluku Utara.

“Saya lihat di Bacan sana, rata-rata ikan yang ditampung salah satu perusahaan ikan itu hasil dari kapal-kapal Tomalou. Sekitar 50 persen dari sini (Tomalou),” ucap Buyung.

Buyung bilang, dengan kontribusi itu, sudah sangat tepat kalau dibangun museum di Tomalou. Apalagi daerah ini menurutnya memiliki periodesasi nelayan yang cukup panjang. Sejak dari perahu tradisional hingga menggunakan kapal-kapal berkapasitas besar.

“Museum ini memang ide yang sampaikan awal ke teman-teman Panitia FKNT 2020. Namun, saat ini kita masih mencari isinya dulu. Kalau kita bangun museum kemudian isinya tidak ada? Nah ini yang kita coba dorong terus,” jelasnya.

Senada dengan Sofyan, ia mengaku semua tergantung koordinasi. Apalagi berkaitan dengan kewenangan membangun museum.

“Kalau memang Dikbud belum akomodir, insyaallah, kalau itu kewenangan sedikit di kita dan bisa kita alokasikan untuk pembangunan Museum, malam ini saya nyatakan saya siap bangun museum di Tomalou,” tegasnya.

Ia berharap, dengan adanya FKNT 2020, ide untuk membuat museum semakin dimatangkan. Seperti Workshop Sejarah Kampung Tomalou, itu menurutnya memberi kemudahan untuk mengidentifikasi isi dari museum yang bakal dibuat nanti.

“Salah satunya ada berbagai kajian yang saat ini juga dibuat panitia, yaitu periodesasi armada di Tomalou ini,” tukasnya.

Penulis: Jif
Editor: Red

Baca Juga