Sosok
Mengenal Albert Papilaya, Petinju asal Maluku Utara dengan Segudang Prestasi
Ternate, Hpost – Legenda tinju Indonesia, Kompol Albert Reinhard Papilaya atau lebih dikenal dengan Albert Papilaya, meninggal dunia pada Minggu 18 April 2021.
Albert meninggal di usia 54 tahun. Ia sempat menjalani perawatan secara insentif, sebelum akhirnya menghembuskan napas terakhir di RSUD Dr. Chasan Boesoeirie, Ternate.
Selama berkarier di Persatuan Tinju Amatir (Pertina) Indonesia, pria kelahiran Tobelo, Halmahera Utara, Maluku Utara, itu menorehkan sejumlah prestasi.
Di antaranya, pernah melaju hingga babak perempat final Olimpiade Barcelona 1992, untuk kelas 75 kilogram. Kemudian, menyumbang 7 medali emas pada SEA Games, hingga Piala Presiden.
Di mata Ketua Umum Pertina Maluku Utara, Djasman Abubakar, Albert Papilaya sangat flamboyan, dan merupakan petinju yang hebat.
Pria berkulit sawo matang ini, kata Djasman, adalah satu dari sedikit petinju amatir di Indonesia yang mampu menembus perempat final Olimpiade.
"Dia (Albert Papilaya) adalah sosok yang baik hati," ungkap Djasman kepada halmaherapost.com, Minggu 18 April 2021.
Sedikit bercerita, politisi NasDem ini mengisahkan, kala itu ia bersama Albert pernah diberi tanggung jawab mengurus Tim Pelatnas Pra Olimpiade di Tokyo, Jepang, pada 2020 lalu.
"Dalam menjalankan program, Almarhum sangat tegas dalam hal disiplin latihan kepada para atlet," terangnya.
Sebagai anak Maluku Utara, sambung Djasman, Albert Papilaya telah memberi banyak inspirasi bagi anak-anak muda, terutama atlet tinju.
Salah satunya, Sunan Agung Amoragam. Peraih medali perunggu Asian Games 2018 itu, pernah merasakan tangan dingin seorang Albert Papilaya.
"Almarhum sangat menginsprisasi saya, dan rekan-rekan seperjuangan lainnya. Ke depan saya yakin, prestasi tinju di Maluku Utara lebih baik lagi," tandasnya.
Kisah yang sama diutarakan Hamdani Tomagola, petinju yang juga sangat berprestasi di era 1980-an.
Hamdani berujar, awalnya, ia bersama Albert dari Ternate mengikuti pusat pendidikan dan pelatihan di Ambon. Saat itu Maluku Utara masih berstatus sebagai kabupaten di bawah Provinsi Maluku.
Ia bilang, walau berbeda satu tingkat dengannya, sosok Albert Papilaya dikenal sangat ramah. Albert juga sangat senang berbagi pengalaman bagaimana menjadi petinju yang baik.
“Almarhum itu sangat baik, baik sekali. Ilmu yang ia dapat pasti berbagi sesama petinju, dan tidak pelit dalam hal apapun,” ungkap Hamdani.
Albert Papilaya, kata dia, merupakan legenda tinju amatir Indonesia yang banyak meraih prestasi.
“Saya berangkat sama-sama dengan almarhum, sampai ke open turnamen kejuaraan dunia di Rusia, training center di Jerman selama 3 bulan. Sungguh almarhum punya prestasi itu sangat baik dan bagus,” kenangnya.
Hamdani mengaku terakhir kali berbincang dengan Albert pada 1999 di Ternate.
“Dan (kemarin) bertemu terakhir di RSUD saat almarhum jatuh sakit dengan keadaan tidak sadar, tetapi saya berbicara di kuping almarhum, hari ini ngana (kamu) punya teman, saudara datang jenguk. Setelah itu saya pulang dan mendapat kabar almarhum sudah meninggal dunia,” ujarnya sedih.
Komentar