Perikanan
Dryland Fish Jenis Ikan Nila Baru yang Kini Sedang Dikembangkan di Kenya
Pemerintah lokal Kilifi sedang mengembangkan varietas Ikan lahan kering yang konon katanya mirip seperti ikan nila. Budidaya ikan di Lahan Gersang dan Semigersang sedang menjadi perhatian besar peneliti di Afrika, mengingat cuaca yang tidak menentu dan manusia terus membutuhkan makanan.
Kemfri sedang mengembangkan varietas ikan nila yang bisa dibudidayakan di Bamba, Kabupaten Kilifi.
Ikan nila yang khas merupakan ikan air tawar
David Mirera, seorang ilmuwan peneliti mengatakan bahwa karakteristik air asin banyak ditemukan di Bamba yang berarti sebagian besar lubang bor yang mereka miliki tidak dapat mendukung budidaya ikan nila pada umumnya.
“Jadi kami di Kemfri menggunakan strain ikan nila yang sudah kami aklimatisasi di lingkungan laut dan kami manfaatkan untuk budidaya di Bamba,” kata Mirera. Beliau adalah asisten direktur yang membidangi penelitian dan pengembangan budidaya laut di Kemfri.
Berbicara pada konferensi tiga hari Budidaya Laut Afrika (Afrimaqua) di Mombasa, Mirera mengatakan jika hal ini terbukti berhasil, daerah Asal di negara tersebut akan menjadi salah satu daerah penghasil ikan dan hal ini akan membantu ketahanan pangan.
Hal ini, katanya, merupakan salah satu upaya Kemfri untuk memajukan sektor budidaya laut, yang menurutnya telah lama terbengkalai, namun kini mendapat perhatian lebih dari pemerintah.
Mirera mengatakan mereka membuat keramba modern untuk budidaya ikan di laut seiring dengan upaya pemerintah meninjau kebijakan budidaya perikanan yang pertama kali sejak tahun 2011. Kebijakan baru ini, akan fokus pada inisiatif-inisiatif mendatang seperti pemanfaatan ruang ekonomi biru dan investasi sektor swasta.
“Saat ini kami sedang melakukan pemetaan di wilayah, kami ingin tahu mana saja yang dibuatkan area budidaya. Kita sekarang tahu seberapa besar daya tarik sebuah sangkar. Jadi, setelah kita mengetahui luas areal yang tersedia untuk budidaya keramba, kita bisa memberikan kuantifikasi yang tepat dari potensinya,” kata Mirera.
Upaya Ketahanan Pangan Kenya
Penduduk yang berminat untuk membudidayakan bahan makanan laut sudah banyak. Mereka datang dari 10 desa di Pesisir Selatan telah menerima pelatihan budidaya rumput laut dan pelatihan tersebut akan diperluas ke desa-desa lain di Kabupaten Lamu, Kenya dimana personel yang sesuai akan diidentifikasi.
“Lalu kita akan mengunjungi wilayah lain seperti Kilifi. Jadi, setelah semua itu kita petakan, baru kita bisa memberikan gambaran nyata potensi apa yang ada di sektor ini,” kata Asisten Direktur.
Kenya Kurang Menganggap Ikan Sebagai Sumber Ekonomi dan Pangan
Dia mencatat, masih banyak potensi besar yang belum dimanfaatkan. Maria Darias, peneliti di Institut Penelitian Nasional Perancis untuk Pembangunan Berkelanjutan, mengatakan Afrimaqua adalah jaringan ilmuwan yang ingin membantu ketahanan pangan di Kenya dan negara-negara Afrika lainnya.
Darias, yang juga merupakan koordinator penelitian Afrimaqua, mengatakan Afrika merupakan salah satu negara dengan produksi budidaya laut terendah di dunia, meskipun terdapat sumber daya alam seperti lautan.
Hal ini, kata dia, karena budidaya laut sangat teknis dan memerlukan banyak dukungan. Dia meminta pemerintah untuk mengerahkan lebih banyak sumber daya ke sektor ini untuk memanfaatkan potensinya.
“Biaya adalah masalah utama bagi setiap negara, dalam hal ini sumber daya akuatik tidak dianggap sebagai makanan yang berpotensi padahal memiliki nutrisi penting seperti omega 3, vitamin, asam lemak. Sayangnya hal ini tidak dipandang sebagai nilai ekonomi” kata Darias.
Mirera mengatakan sangat sedikit petani yang melakukan budidaya rumput laut di Kenya tidak memberikan nilai tambah dan sebagian besar tidak dimanfaatkan secara lokal.
“Kami tahu bahwa di Kenya sanggup mengekspor hampir 90 persen rumput laut kering yang kami produksi. Sementara negara-negara lain telah bergerak maju dan mengolah rumput laut dan memproduksi beberapa komponen lain untuk mereka gunakan serta menghasilkan lebih banyak uang,” kata Mirera.