Pendidikan
592 Siswa SMP TA 2018/2019 di Halmahera Tengah Belum Terima Ijazah
Weda, Hpost - Sebanyak 592 siswa Sekolah Menengah Pertama yang lulus pada tahun ajaran 2018/2019 di Kabupaten Halmahera Tengah hingga saat ini belum mendapatkan ijazah.
“Ya, benar ada sekitar 592 siswa dari 20 sekolah SMP yang ada di Halmahera Tengah yang belum memiliki ijazah sampai saat ini,” ujar Ketua Panitia Ujian Sekolah Menengah Pertama (SMP) Tahun ajaran 2018/2019, Muhdi Halek, kepada halmaherapost, Kamis 7 November 2019, kemarin.
Sesuai data yang diterima halmaherapost.com dari 27 Sekolah SMP di Halteng ini dengan jumlah siswa sebanyak 835 siswa. Ada sebanyak 20 sekolah dengan jumlah siswa yang menggunakan kurikulum 2006 yakni KTSP dengan jumlah siswa 592 siswa, sedangkan kurikulum 13 sebanyak 7 sekolah dengan jumlah siswa 243 yang baru menerima ijazah itu.
Sekolah yang telah menerima ijazah sebanyak 7 sekolah yakni SMP Negeri 1 Weda, SMP Negeri 21 Weda, SMP Negeri 18 Pulau Gebe, SMP Negeri 7 Patani utara, SMP Negeri 12 patani utara, SMP Negeri 20 piniti Patani Timur, SMP 24 Weda Utara.
Muhdi mengatakan, ijazah yang baru diterbitkan hanya 7 sekolah SMP di Halmahera Tengah (Halteng). Penyebabnya, karena di Halteng terdapat dua kurikulum yang diterapkan, sehingga ijazah yang baru diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan itu hanya sekolah yang menerapkan kurikulum 13 (K13).
Kemendikbud, kata Muhdi, hanya mengirimkan Blangko untuk kurikulum 2013, sementara di tahun ajaran 2018/2019 ini, sekolah SMP di Halteng ada masih menggunakan kurikulum tahun 2006 atau Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
"Blangko ijazah untuk KTSP, dinas pendidikan pemkab halteng telah mengirim permintaan blangko, jadi di Kementerian janjinya dikirim 31 Oktober 2019 kemarin, hanya saja mereka beralasan karena padat produksi sehingga di undur lagi pada tanggal 20 atau sampai 31 november. Mudah-mudahan ini sudah pasti dan dipastikan pada bulan Desember nanti sudah akan tersalurkan," ujarnya.
Muhdi berharap kepada orang tua siswa agar tetap bersabar, karena pihak dinas juga menunggu pengiriman dari Kementerian Pendidikan.
"Kami minta maaf kepada orang tua dan tetap bersabar karena ini terjadi di semua sekolah, bukan hanya di Halteng, kalau ini di provinsi pasti sudah akan tetsalurkan tetapi ini ditangani langsung di pemerintah pusat," harapnya.