1. Beranda
  2. Headline
  3. Kabar

Peristiwa

Misteri di Balik Terbunuhnya 3 Warga di Hutan Halmahera

Oleh ,

Weda, Hpost – Anto Latani (45 tahun) dan Kopda Zen Tehuayo (35 tahun), anggota Koramil 1512/02 Patani yang ditugaskan sebagai Babinsa, berhasil keluar dari belantara hutan Halmahera Tengah, Maluku Utara, dengan selamat pada Minggu 21 Maret 2021.

Mereka menyusuri hutan, menghindari kejaran orang tak dikenal dilengkapi senjata tradisional berupa panah, hingga tiba di kawasan Sungai Gwonley. Keduanya kemudian dirawat di Puskemas Tepeleo karena mengalami luka ringan.

Setelah Anto dan Kopda Zen, disusul Martawan Abdullah (45 tahun) dan Jahid Hamid (40 tahun) yang lolos dari peristiwa maut tersebut. Martawan tiba di Desa Peniti, Patani Timur, Halteng, pada Senin 22 Maret 2021.

Sedangkan Jahid di Dusun Sil, Desa Bicoli, Halmahera Timur, pada malam hari. Sementara, Yusuf Kader (40 tahun), Risno (40 tahun) dan H. Masani (55 tahun) tewas di lokasi kejadian.

Ateng Piniti – menantu dari korban tewas bernama Masani – kepada Halmaherapost.com, Selasa 23 Maret 2021, mengabarkan saat ini mereka sedang menuju ke lokasi jenazah ditemukan. “Masih 1 kilometer lagi baru sampai di lokasi,” ujar Ateng.

Ateng menjelaskan, tim evakuasi yang terdiri dari warga Desa Masure, Patani Timur, dibagi 3 kelompok. “Kami sudah menempuh 2 jam perjalanan dari desa,” katanya.

Ia mengaku sudah ada aparat keamanan yang berjaga di lokasi jenazah ditemukan. “Jadi kami 3 kelompok ini datang untuk membawa jenazah ke desa,” jelasnya.

Seorang sumber Halmaherapost.com yang enggan namanya dipublish, mengungkapkan 7 orang tersebut masuk hutan pada Sabtu 20 Maret 2021 pagi. “Mereka diserang OTK menjelang sore,” katanya.

Menurut keterangan dari salah satu korban, lanjut dia, tujuan mereka ke hutan untuk mendulang emas. “Memang kabar yang beredar mau jerat burung, tapi pengakuan dari korban yang selamat, mau dulang emas,” ungkapnya.

Ditanya keterlibatan anggota Babinsa ikut dalam rombongan tersebut, ia mengaku tidak tahu. “Setahu saya karena mereka itu baku teman, jadi mungkin baku ajak masuk hutan itu,” katanya.

Ia menjelaskan, lokasi dulang emas berada di aliran Sungai Gwonley, Patani Timur, Halteng. Kawasan tersebut adalah bekas perusahaan kayu milik seorang pria berdarah China yang oleh masyarakat setempat akrab disapa Amen.

“Jadi di sini warga masuk hutan itu kalau bukan mau ambil kayu gaharu, naik pala hutan, berarti dulang emas,” katanya.

Ia mengaku banyak jalur di kawasan perusahaan kayu. “Karena jalur logging toh,” katanya.

Dalam perjalanan ke hutan, 7 orang tersebut menaru sepeda motornya di sebuah lokasi yang oleh warga setempat dikenal dengan sebutan kilometer 5.

“Simpan motor di situ baru berjalan ke kilometer 8. Dari situ mereka berjalanan kaki ke kawasan Bauli. Perjalanannya sekitar 2 jam. Jadi cukup jauh dari desa,” jelasnya.

Hingga berita ini dipublish, belum ada keterangan lebih lanjut dari aparat kepolisian maupun pihak terkait lainnya.

Berita Lainnya