1. Beranda
  2. Headline
  3. Kabar

RPJMD Ternate

Ada Disorientasi Ranwal RPJMD Ternate, Kepentingan Budaya Masih Disepelekan

Oleh ,

Ternate, Hpost - Kepentingan kebudayaan Ternate terkesan disepelekan oleh Pemerintah Kota Ternate. Hal ini setidaknya dibeberkan oleh Keluarga Malamo Ternate (Karamat) dan Pusat Study Mahasiswa Ternate (Pusmat) serta Buku Suba Institute dalam hasil telaah Rancangan Awal (Ranwal) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Ternate 2021-2026 setebal 13 halaman.

Ketiga element itu kemudian menyerahkan draft hasil telaah tersebut kepada DPRD, Rabu 18 Agustus 2021, untuk ditindaklanjuti dalam Daftar Inventarisir Masalah (DIM) DPRD, saat pembahasan Ranwal RPJMD.

“Ada disorientasi dalam materi Ranwal RPJMD. Kami menemukan di dalam materi RPJMD tidak ada hal-hal subtantif yang menjurus kepada pengertian budaya dan kebudayaan. Ini menunjukan arah kebijakan kebudayaan Ternate sangat tidak jelas,” kata Presidium Madopolo Karamat, M. Ronny Saleh.

Ronny mengemukakan, sebagaimana pada uraian butir 4 dan 8 di halaman 163 dalam Ranwal RPJMD tidak mengarah pada pengertian budaya yang sebenarnya, melainkan instrumen budaya dalam narasi tersebut diartikan sebagai aktivitas ekonomi kreatif berbasis komunitas saja.

Ronny bilang, mestinya minimal ada lima misi dalam perspektif pembangunan budaya, yakni pembangunan kota budaya, nilai-nilai luhur budaya kota Ternate, peningkatan karakter masyarakat, pengembangan kelompok budaya dan peningkatan pemahaman nilai-nilai ajaran agama.

Penyerahan draf telaah Ranwal RPJMD oleh 3 element Ternate kepada DPRD || Foto: Istimewa

Baca juga: 

RPJMD Ternate Perlu Diboboti, Publik Butuh Jabaran Substansi

RPJMD Kota Ternate Rampung, 2022 Pemkot Fokus Kecamatan Terluar

Rony menyebutkan ada beberapa poin penting diusulkan oleh Presidium Madopolo Keramat untuk dimasukkan dalam RPJMD. Sebab, dalam Ranwal RPJMD Kota Ternate 2021-2026 pada bidang kebudayaan tidak mengakomodir dua amanat, yaitu pertama Amanat Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 tentang Kemajuan Budaya yang mencerminkan kepribadian bangsa dan kedua, Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Ternate 2005-2025 tentang Mewujudkan Pembangunan Kota Budaya dan Sejarah.

Roni menegaskan, Kota Ternate memiliki  identitas budaya sangat kuat dengan Lembaga Kesultanan Ternate sebagai instrumen budaya Ternate, malah tidak diakomodir dalam narasi RPJMD, bahkan bingkai kearifan lokal dan adat se atorang juga itu tidak tepat.

“Yang Kami harapkan adalah kelembagaan sosial dan kearifan lokal menjadi konsentrasi dalam memboboti RPJMD Kota ternate 2021-2026 agar sesuai dengan karakteristik budaya Kota Ternate. Makanya definisi kelembagaan sosial yang kami masukkan itu adalah Kadaton Ternate, karena itu adalah bagian dari lembaga sosial, dan itu merupakan unsur budaya yang telah ada sejak ratusan tahun yang dalam dokumen RPJMD tidak dimasukkan. Kami khawatir devenisi lembaga sosial budaya akan menjadi bias, lantaran dalam narasi awal RPJMD tidak dicantumkan Kedaton,” pungkasnya.

Sementara itu Wakil Ketua DPRD Kota Ternate, Heni Sutan Muda mengapresiasi langkah yang diambil KARAMAT, PUSMAT dan Buku Suba Institue. Menurut politisi Demokrat ini, surat yang disampaikan teman-teman KARAMAT adalah semangat besar bagaimana kota ini memiliki pola budaya.

“Menjadi kepentingan budaya kita bersama tetapi dalam Ranwal RPJMD ini tidak termuat tentang budaya adat Ternate, sehingga torang juga akan butuh diskusi dengan teman-teman lainnya juga, kami akan undang 3 lembaga ini,” singkatnya

Berita Lainnya