Perikanan
Nelayan Tuna Morotai Terancam Bangkrut: Pembatasan Melaut Oleh Supplier Bikin Gelisah
Puluhan nelayan tuna di Pulau Morotai, menghadapi ancaman kehilangan pendapatan akibat pembatasan melaut yang diberlakukan oleh supplier ikan tuna.
Kebijakan ini diambil karena hasil tangkapan nelayan Morotai dibatasi oleh PT. Harta Samudera, perusahaan pembeli ikan di Morotai.
Menurut informasi yang dihimpun Halmaherapost.com, PT. Harta Samudera menyatakan bahwa pembatasan ini dilakukan karena kapasitas daya tampung perusahaan tidak mampu menampung seluruh hasil tangkapan nelayan.
Keputusan ini menimbulkan keresahan di kalangan nelayan. Sektor perikanan merupakan salah satu sumber utama Pendapatan Asli Daerah (PAD) Pulau Morotai.
Muliyanto Matage, seorang nelayan asal Desa Sangowo Barat, Kecamatan Morotai Timur, menyatakan kekhawatirannya atas situasi ini. Ia menegaskan bahwa pembatasan ini tidak hanya mengancam pendapatan para nelayan, tetapi juga dapat berdampak luas terhadap perekonomian daerah.
"Sektor perikanan adalah tulang punggung ekonomi masyarakat di sini. Jika kami tidak bisa melaut, kami tidak punya sumber penghasilan lain. Kami berharap ada solusi dari Pemerintah Daerah," ucap Muliyanto, Jumat, 16 Agustus 2024.
Menurutnya, sektor perikanan yang menjadi lumbung pendapatan nelayan dibatasi dengan alasan daya tampung di PT. Harta Samudera yang tidak dapat menampung semua hasil tangkapan nelayan.
"Hampir seminggu ini kami tidak bisa melaut karena supplier juga membatasi kami dengan alasan PT. Harta Samudera belum bisa menerima ikan kami," ujarnya.
Ia juga menilai bahwa alasan mengenai daya tampung ikan di PT. Harta Samudera tidak rasional.
"Sebagai nelayan, tugas kami adalah melaut, sementara PT. Harta Samudera harus bertanggung jawab untuk membeli ikan karena mereka adalah satu-satunya pembeli ikan di Morotai," cetusnya.
Para nelayan berharap pemerintah daerah dapat turun tangan untuk mencari solusi agar mereka dapat terus melaut dan menopang perekonomian keluarga serta daerah.
Hingga berita ini dipublikasikan, pihak PT. Harta Samudera belum berhasil dikonfirmasi oleh media ini.