Haji 2025
Pemda Morotai Gelar Manasik Haji untuk 50 Calon Jamaah dalam Format Dialog
Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Pulau Morotai, akan menggelar kegiatan manasik haji bagi 50 calon jamaah haji (CJH) asal daerah tersebut. Uniknya, kegiatan ini dikemas dalam format dialog interaktif yang berbeda dari biasanya.
“Pada hari Kamis, tanggal 24 April 2025, Pemda Morotai akan menggelar manasik haji yang bertempat di Aula Kantor Bupati,” Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Morotai, Haibah Usman, melalui sambungan telepon kepada wartawan, Selasa, 22 April 2025.
Haibah menjelaskan bahwa kegiatan tersebut akan diikuti oleh seluruh calon jamaah haji asal Morotai yang berjumlah 50 orang, terdiri dari 21 laki-laki dan 29 perempuan.
“Semua calon jamaah akan mengikuti manasik ini, sebagai bekal sebelum berangkat ke Tanah Suci,” jelasnya.
Berbeda dari manasik yang biasanya diselenggarakan oleh Kementerian Agama (Kemenag), Pemda Morotai mengemas kegiatan ini dalam bentuk dialog atau sesi tanya jawab. Tujuannya adalah memberikan ruang bagi jamaah untuk lebih aktif bertanya dan memahami teknis pelaksanaan ibadah haji.
“Kemenag juga sudah menggelar manasik sebelumnya. Namun, manasik dari Pemda ini dirancang lebih interaktif agar jamaah bisa langsung menyampaikan pertanyaan atau kendala mereka,” tambah Haibah.
Dihadiri Narasumber dari Berbagai Instansi
Sejumlah narasumber dari berbagai instansi akan dihadirkan untuk mengisi materi. Mereka berasal dari Kemenag Morotai, Majelis Ulama Indonesia (MUI), dan Dinas Kesehatan.
“Hi. Musanif Sibua dari Kemenag Morotai akan menyampaikan materi tentang kebijakan pelayanan ibadah haji dan bimbingan manasik. Ketua MUI, Hi. Arsyad Haya, akan menjelaskan materi fikih haji,” terang Haibah.
Selain itu, Fauji Abdullah dijadwalkan memberikan materi mengenai pemantapan ibadah dan kegiatan selama penerbangan, sementara Kepala Dinas Kesehatan akan memaparkan informasi mengenai pencegahan dan pengendalian penyakit.
Haibah berharap, dengan format dialog yang lebih terbuka dan interaktif, para jamaah bisa mendapatkan pemahaman menyeluruh dan merasa lebih siap secara fisik maupun mental menjelang keberangkatan ke Tanah Suci.
“Kami ingin memastikan para jamaah tidak hanya siap secara administratif, tetapi juga siap secara spiritual dan kesehatan,” pungkasnya.