1. Beranda
  2. Headline
  3. Kabar

Pendidikan

PAUD di Morotai Hadapi Krisis: Ini Solusinya!

Oleh ,

Save the Children Indonesia bersama Stimulant Institute mengungkapkan tantangan serius yang dihadapi sektor Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di Kabupaten Pulau Morotai.

Kualitas penyelenggaraan PAUD di wilayah ini masih rendah, dengan masalah utama pada kapasitas pendidik dan rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan anak sejak dini.

"Keterbatasan ini berdampak pada lemahnya pembinaan dan pendampingan yang seharusnya dilakukan oleh pemerintah daerah kepada satuan PAUD," ujar Sonya Teresa, District Coordinator Save the Children Indonesia.

Selain itu, rendahnya kesadaran orang tua terhadap pentingnya PAUD turut menjadi hambatan dalam sektor ini. Banyak orang tua masih menganggap PAUD sekadar tempat penitipan anak. Bahkan, tidak jarang anak-anak datang ke sekolah tanpa pendampingan orang tua dan hanya diantar oleh pengemudi bentor. Partisipasi orang tua dalam proses pembelajaran maupun komunikasi dengan guru juga dinilai masih sangat minim.

"Forum ini menjadi momentum untuk memperkuat peran semua pihak dalam mendukung transisi yang menyenangkan dari PAUD ke SD. Anak-anak tidak bisa tumbuh sendiri, sehingga dibutuhkan lingkungan belajar yang aman, mendukung, dan melibatkan keluarga, guru, serta komunitas," jelas Sonya.

Sonya menegaskan bahwa perubahan sistemik hanya bisa terwujud dengan dukungan penuh dari Pemerintah Kabupaten Pulau Morotai. Ia mengungkapkan bahwa anak-anak harus dipersiapkan secara menyeluruh untuk memasuki jenjang pendidikan dasar, bukan hanya dituntut kesiapan secara individu.

Dalam forum tersebut, Save the Children dan Stimulant Institute juga menyoroti peran strategis Tim Penggerak PKK dan Bunda PAUD dalam membangun kesadaran keluarga mengenai pentingnya pendidikan anak usia dini. Keduanya diyakini sebagai mitra penting dalam menciptakan lingkungan belajar yang lebih baik bagi anak.

Forum ini juga memperkenalkan empat fokus utama dalam Gerakan Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan, yaitu: Menjamin transisi yang mulus tanpa mengganggu tumbuh kembang anak; Mendorong pembinaan holistik yang mencakup aspek kognitif, sosial, emosional, dan bahasa; Memperkuat literasi dan numerasi melalui pembelajaran yang menyenangkan dan berkelanjutan; dan Menghargai kesiapan sekolah serta mendorong keterlibatan aktif satuan pendidikan dan orang tua dalam menyiapkan anak.

Gerakan ini merupakan bagian dari program Kreasi (Kolaborasi untuk Edukasi Anak Indonesia), yang didukung oleh Global Partnership for Education. Program ini dikembangkan oleh konsorsium Mitra Pendidikan Indonesia (MPI) bersama Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, Kementerian Agama, serta Bappenas.

Di Pulau Morotai, program Kreasi bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan melalui penguatan kapasitas guru, pengasuhan berbasis keluarga, serta membangun ekosistem pendidikan yang inklusif dan partisipatif.

Pengalaman Belajar yang Bermakna
Save the Children dan Stimulant Institute mengajak seluruh elemen masyarakat, pemerintah daerah, satuan pendidikan, guru, orang tua, dan organisasi kemasyarakatan untuk bersama-sama menciptakan pengalaman belajar yang bermakna bagi setiap anak sejak usia dini.

"Investasi pada masa transisi PAUD ke SD bukan sekadar upaya pendidikan, tetapi juga langkah strategis dalam membentuk generasi unggul menuju Indonesia Emas 2045," tutup Sonya.

Berita Lainnya