Agenda
Transformasi Dakwah: Kemenag Ternate Latih Penyuluh Bikin Konten Digital Inklusif
Kementerian Agama (Kemenag) Kota Ternate mengadakan pelatihan pembuatan konten dakwah digital bagi penyuluh agama Islam pada Selasa, 30 April 2025, di MTs Negeri 1 Kota Ternate.
Pelatihan ini bertujuan membekali penyuluh dengan keterampilan untuk menyampaikan pesan agama yang inklusif dan relevan di era digital.
Pelatihan bertajuk “Pembuatan Konten Digital Inklusif Transformatif bagi Penyuluh Agama Islam” menghadirkan praktisi media sekaligus pendiri Halmahera Post, Firjal Usdek, sebagai pemateri utama. Dalam pemaparannya, Firjal menekankan pentingnya transformasi metode dakwah agar dapat menjangkau masyarakat yang semakin digital dan beragam.
“Konten dakwah hari ini tidak bisa lagi disampaikan hanya lewat cara konvensional. Kita harus masuk ke ruang digital dengan narasi yang inklusif, menyentuh nilai-nilai spiritual sekaligus memahami konteks sosial secara utuh,” ujarnya.
Firjal juga menyoroti pentingnya media untuk memperhatikan dimensi sosial-keagamaan dalam pemberitaan.
“Kasus bunuh diri, misalnya, sering hanya dibahas dalam konteks kemanusiaan. Padahal ada sisi spiritual yang perlu dijelaskan agar tidak menimbulkan kesalahpahaman sosial yang berulang,” tambahnya.
Selain diskusi kritis mengenai narasi dakwah, peserta pelatihan juga dibekali keterampilan teknis seperti penulisan rilis berita, optimalisasi media sosial, pembuatan blog, dan produksi konten video dakwah. Etika digital dan nilai keberagaman juga menjadi bagian penting dari materi pelatihan.
Kasi Bimas Islam Kemenag Kota Ternate, H. Lukman Hatari, mengapresiasi kegiatan ini.
"Pelatihan ini sangat bermanfaat bagi penyuluh. Meskipun waktu pelatihan terbatas, yang penting adalah ilmu yang diperoleh dapat dimaksimalkan dalam praktik dakwah di lapangan,” ujarnya.
Salah satu peserta, Arif Ismail dari Kecamatan Ternate Selatan, mengungkapkan bahwa pelatihan ini membuka perspektif baru dalam berdakwah.
“Kami jadi lebih paham bagaimana cara menyampaikan pesan agama yang dapat diterima oleh generasi muda,” katanya.
Kemenag Ternate berharap pelatihan ini dapat menjadi pijakan awal untuk memperkuat peran penyuluh agama Islam sebagai agen perubahan, yang dapat berdakwah dengan cara yang relevan dan inklusif di era digital—tanpa mengabaikan prinsip moderasi, inklusivitas, dan keberagaman.