1. Beranda
  2. Headline
  3. Kabar

Pemerintah

Gubernur Sherly Pastikan Penanganan Cepat untuk Lokasi Longsor Terparah di Ternate

Oleh ,

Gubernur Maluku Utara, Sherly Laos, meninjau tiga lokasi terdampak longsor di Kecamatan Ternate Selatan pada Rabu, 25 Juni 2025, sebagai langkah awal dalam percepatan penanganan pascabencana.

Kunjungan ini dilakukan menyusul hujan deras yang melanda Kota Ternate pada Sabtu, 21 Juni 2025 lalu dan memicu longsor di sejumlah titik rawan.

Peninjauan dimulai dari lokasi longsor di depan Benteng Kota Janji, tepatnya di sisi timur Jalan Santo Pedro, sebelah utara Florida Resto Ternate. Gubernur kemudian melanjutkan ke Kelurahan Sasa, di mana satu rumah warga di bantaran sungai RT 01 RW 01 mengalami kerusakan akibat tanah longsor. Lokasi ketiga yang dikunjungi adalah wilayah terdampak di kawasan Perumahan Ngade.

Dalam kunjungan tersebut, Gubernur Sherly didampingi Sekretaris Daerah Samsuddin A. Kadir, Kepala BPBD Fehby Alting, Plt. Kepala Dinas Pertanian Anwar Husen, Kepala Disperkim Musyrifah Alhadar, Kepala Dinas Sosial Zen Kasim, serta Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Maluku Utara dan jajaran.

Berdasarkan hasil pemantauan dan laporan teknis di lapangan, terdapat sejumlah titik longsor di wilayah Ternate Selatan. Namun, tiga di antaranya — Kastela, Sasa, dan Ngade — masuk dalam kategori dampak terparah dan menjadi prioritas utama penanganan.

“Dari hasil koordinasi di lapangan, tiga lokasi ini berada di zona kritis dan harus segera ditangani. Pemerintah akan mulai melakukan penanganan minggu depan,” tegas Gubernur Sherly.

Ia juga menekankan pentingnya penanganan cepat dan terpadu untuk mencegah longsor susulan, terutama jika curah hujan tinggi kembali terjadi dalam waktu dekat.

Selain memantau kondisi fisik di lapangan, Gubernur Sherly juga berdiskusi langsung dengan warga terdampak serta tim teknis dari BPJN dan BPBD. Ia menegaskan bahwa keselamatan warga menjadi prioritas utama pemerintah provinsi dalam merespons bencana ini.

“Kami ingin masyarakat merasa aman. Penanganan ini tidak bisa ditunda karena menyangkut keselamatan jiwa dan keberlanjutan akses jalan,” ujar Sherly.

Pemerintah Provinsi Maluku Utara akan terus berkoordinasi dengan instansi teknis terkait untuk memastikan penanganan berlangsung sesuai standar keselamatan dan tepat sasaran. Pemantauan juga akan dilakukan secara berkala untuk mengantisipasi potensi bencana hidrometeorologi yang bisa terjadi kapan saja.

Berita Lainnya