Insiden
Diduga Keracunan Makanan, Siswa SMP di Halmahera Selatan Dilarikan ke Puskesmas
Sejumlah siswa SMP Negeri Unggulan Sarumah di Kabupaten Halmahera Selatan, diduga mengalami keracunan makanan setelah mengonsumsi sarapan pagi dari kantin sekolah.
Menurut keterangan dari pihak sekolah, para siswa menunjukkan gejala seperti sakit perut, mual, muntah, hingga pusing. Makanan yang dikonsumsi saat sarapan terdiri dari nasi, sayur waluh (labu kuning), dan nugget.
Wakil Kepala Sekolah SMP Negeri Unggulan Sarumah, Fitriyeni, S.Pd., membenarkan insiden tersebut. Ia menjelaskan bahwa beberapa siswa yang mengalami gejala telah dilarikan ke Puskesmas Labuha untuk mendapatkan penanganan medis.
“Yang sakit memang ada beberapa orang, namun jumlah pasti yang mengalami sakit perut saya belum tahu karena saya baru keluar dari kelas,” ujar Fitriyeni saat ditemui di ruang pelayanan tamu sekolah.
Hingga saat ini, penyebab pasti gejala yang dialami para siswa belum dapat dipastikan. Dugaan awal mengarah pada makanan yang dikonsumsi saat sarapan, namun pihak sekolah belum dapat mengonfirmasi secara resmi apakah keracunan disebabkan oleh makanan dari kantin sekolah atau sumber lain.
“Kalau memang dari kantin, seharusnya semua siswa mengalami hal yang sama. Tapi ini hanya beberapa orang. Saya dan anak saya juga sarapan dari kantin, dan kami baik-baik saja,” jelas Fitriyeni.
Kejadian ini berlangsung pada Senin pagi, 15 September 2025, di lingkungan SMP Negeri Unggulan Sarumah, Kecamatan Bacan, Kabupaten Halmahera Selatan.
Pihak sekolah masih menunggu hasil pemeriksaan laboratorium dari Puskesmas Labuha yang telah mengambil sampel makanan untuk diuji lebih lanjut.
“Dugaan keracunan belum bisa dipastikan karena kantin sekolah menyediakan makanan tiga kali sehari, dan sebelumnya tidak ada kejadian serupa yang dilaporkan,” kata pihak sekolah.
Pihak sekolah juga tengah berkoordinasi dengan Puskesmas dan pengelola kantin untuk memastikan penyebab insiden ini. Fitriyeni berharap agar kebersihan dan kehigienisan makanan yang disediakan di kantin dapat lebih diperhatikan ke depannya.
“Kami berharap ke depan makanan yang disediakan oleh pengelola kantin bisa lebih steril. Ini menjadi pelajaran penting bagi kami, terutama karena ini tahun pertama sekolah kami berjalan, dengan jumlah siswa sebanyak 101 orang,” pungkasnya.
Sementara itu, pihak Puskesmas Labuha belum merilis hasil resmi dari sampel makanan yang telah diambil. Media ini terus melakukan upaya konfirmasi untuk memastikan hasil pemeriksaannya.