Pendidikan
Kades Saminyamau Morotai Bantah Isu Transportasi Sekolah Bermasalah Viral
Kepala Desa (Kades) Saminyamau, Kecamatan Pulau Rao, Kabupaten Pulau Morotai, Mangamis Tarumere, membantah isu yang menyatakan bahwa transportasi antar-jemput siswa dari Desa Saminyamau ke Pulau Posi-posi bermasalah.
Klarifikasi ini disampaikan menyusul viralnya video yang menampilkan empat siswa berenang pulang sekolah menggunakan seragam.
Mangamis menjelaskan bahwa insiden berenang tersebut bukan disebabkan oleh gangguan pada transportasi, melainkan karena ketidaksabaran siswa yang tidak mau menunggu keberangkatan kapal antar-jemput.
“Kami sudah mengumpulkan anak-anak bersama orang tua mereka di kantor desa. Dari hasil pembicaraan, diketahui bahwa mereka berenang karena tidak sabar menunggu teman-teman lain. Padahal petugas antar-jemput sudah mengarahkan, tetapi mereka tidak mau mendengarkan dan memilih berenang,” ujar Mangamis, Kamis, 18 September 2025.
Ia menegaskan bahwa transportasi laut untuk siswa tersedia dan berjalan lancar setiap hari. Petugas antar-jemput selalu memastikan semua siswa lengkap sebelum berangkat.
“Anak-anak yang berenang itu memang tidak sabar, sehingga langsung melompat ke laut,” tambahnya.
Sistem transportasi sekolah sudah diatur bersama pemerintah desa dan orang tua murid. Pemerintah Desa Saminyamau menanggung pengadaan perahu (viber), mesin, dan bahan bakar, sementara orang tua murid dikenakan biaya Rp20 ribu per bulan sebagai honor motoris.
“Kesepakatan ini diambil dalam rapat bersama orang tua murid. Mereka menyatakan tidak mampu mengantar jemput anak-anak setiap hari karena kesibukan bertani dan melaut. Oleh karena itu, disepakati biaya tersebut. Bodi dan mesin perahu milik desa, begitu juga bahan bakar yang menjadi tanggungan desa. Jadi, Rp20 ribu itu khusus untuk honor petugas motoris,” jelas Mangamis.
Mengenai viralnya video tersebut, Mangamis menyampaikan bahwa warga Pulau Posi-posi yang merekam dan menyebarkan video tersebut.
“Yang memviralkan bukan anak-anak, tetapi warga Posi-posi. Dia sudah datang ke desa dan meminta maaf,” ungkapnya.
Mangamis memastikan transportasi laut untuk siswa tersedia rutin setiap hari, baik antar pagi maupun jemput siang sekitar pukul 14.00–15.00 WIT. Ia berharap kejadian serupa tidak terulang dan meminta siswa agar lebih disiplin.