Agenda
Kolaborasi Lokal Jadi Kekuatan Festival Nyao Fufu, Menteri Pariwisata Dipastikan Hadir
Festival Nyao Fufu di Kelurahan Dufa-Dufa, Kecamatan Ternate Utara, telah memasuki tahap kesiapan matang dengan persiapan mencapai 90 persen.
Kegiatan yang akan berlangsung pada 2–8 Oktober 2025 ini menargetkan pemecahan rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) dengan penyajian 6 ton ikan fufu.
Mengusung tema “Nyao Fufu Lokal Sebagai Ekonomi Berkelanjutan”, festival ini merupakan hasil kolaborasi kuat antara masyarakat, pemerintah daerah, serta pihak terkait lainnya. Kolaborasi ini menjadi kekuatan utama dalam menyukseskan festival yang mengangkat budaya dan potensi ekonomi bahari setempat.
Ketua Panitia Festival Nyao Fufu, Sukarjan Hirto, menuturkan bahwa selain fokus pada pemecahan rekor MURI, festival ini juga bertujuan memberdayakan usaha kecil menengah (UKM) di kawasan tersebut.
“Kami telah menyiapkan 27 konten acara yang terbagi dalam tiga pilar utama: budaya, bahari, dan ekonomi. Warga dan pelaku usaha lokal berkolaborasi aktif dalam semua kegiatan,” ujar Sukarjan, Minggu, 28 September 2025.
Salah satu momen puncak adalah pertunjukan kolosal pada pembukaan festival yang melibatkan 150 pemain dari berbagai usia. Mereka akan menampilkan perjalanan Kampung Dufa-Dufa dari masa lalu, kini, hingga masa depan.
Festival ini juga dipastikan akan dihadiri oleh Menteri Pariwisata, Gubernur Maluku Utara Sherly Laos, dan Wali Kota Ternate. Menteri lain juga sementara komunikasi.
“Kehadiran Menteri Pariwisata sudah dikonfirmasi dan menjadi tanda penting bahwa potensi lokal kami mendapat perhatian nasional ” kata Sukarjan.
Wakil Ketua Panitia, Roni Saleh, menambahkan, partisipasi masyarakat sangat tinggi, terutama dalam membangun tempat pengasapan ikan secara gotong royong sebagai bagian dari persiapan festival.
“Setiap RT mulai membangun tempat fufu secara swadaya. Ini bukti nyata kolaborasi dan semangat bersama warga Dufa-Dufa,” ujarnya.
Festival Nyao Fufu diharapkan tidak hanya menjadi ajang pemecahan rekor, tetapi juga menjadi ikon pengembangan ekonomi lokal yang berkelanjutan sekaligus memperkuat identitas kuliner khas Maluku Utara.