Pariwisata
Festival Nyao Fufu jadi Pintu Masuk Wisata Bahari
Festival Nyao Fufu di Kelurahan Dufa-Dufa, Kota Ternate, berhasil mencuri perhatian nasional. Gelaran budaya maritim ini resmi mencatatkan rekor dari Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) sebagai kegiatan pengasapan ikan terbanyak di Indonesia.
Pengakuan itu turut dihadiri perwakilan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) RI, melalui Asisten Deputi Pengembangan Produk Pariwisata, Itok Parikesit, yang menilai festival tersebut memiliki potensi besar untuk dikembangkan menjadi wisata bahari berbasis pesisir.
“Ada tiga jenis wisata bahari, yakni berbasis pantai, pesisir, dan bawah laut. Nyao Fufu sangat potensial sebagai wisata pesisir karena lekat dengan tradisi dan budaya maritim masyarakat Dufa-Dufa,” ujar Itok saat diwawancarai Halmaherapost.com, Senin 6 Oktober 2025, usai kegiatan berlangsung.
Menurutnya, kekuatan utama Dufa-Dufa terletak pada memori kolektif masyarakat yang hidup berdampingan dengan laut dan ikan. Pengetahuan lokal yang masih terpelihara ini bisa dikembangkan menjadi wisata edukatif dan berbasis pengalaman.
“Kalau masyarakat punya pengetahuan lokal yang hidup tentang laut, itu bisa dikembangkan lewat spot titik selam. Tapi perlu dikombinasikan dengan storytelling agar wisatawan tidak cepat bosan,” katanya.
Itok menegaskan, storytelling menjadi kunci dalam mengemas wisata berbasis sejarah dan budaya agar mudah dinikmati oleh wisatawan.
“Pengetahuan lokal harus dimasukkan dalam narasi wisata. Bahasa sejarah harus dikonversi menjadi bahasa wisata,” jelasnya.
Ia juga menekankan pentingnya pengembangan wisata secara terintegrasi — mencakup wisata alam, wisata budaya, dan wisata buatan — yang diperkuat dengan nilai-nilai lokal yang intrinsik dan otentik.
Sebagai pembanding, Itok mencontohkan program Wonderful Sea Indonesia yang telah sukses menarik wisatawan mancanegara.
“Banyak kapal pesiar melewati perairan Indonesia Timur, termasuk Maluku Utara. Kalau ada kesiapan dan pemahaman yang matang soal potensi laut, sangat mungkin mereka singgah di sini,” ungkapnya.
Sementara itu, Direktur Operasional MURI, Yusuf Ngadri, mengonfirmasi bahwa Festival Nyao Fufu berhasil memecahkan rekor pengasapan ikan cakalang terbanyak, dengan total 6 ton 6 kilogram ikan yang diasap secara serentak.
“Tradisi maritim masyarakat Ternate ini sangat langka. Dengan hasil laut yang melimpah seperti cakalang, potensi ekonomi dan budaya daerah ini sangat besar,” kata Yusuf.
Ia menambahkan, kekayaan laut Maluku Utara perlu diimbangi dengan inovasi dalam pengembangan pariwisata.
“Sebagai bahan perenungan, dengan kekayaan laut seperti ini, perlu ada inovasi wisata. Mungkin cita rasanya akan berbeda jika dikembangkan lewat sentuhan teknologi,” tutupnya.