Pendidikan
Terungkap! Penyebab 35 Ribu Anak di Maluku Utara Belum Sekolah
Sebanyak 35 ribu anak di Maluku Utara belum mengenyam pendidikan formal. Data tersebut bersumber dari Data Pokok Pendidikan (Dapodik) tahun 2025 dan mencakup seluruh jenjang pendidikan, mulai dari SD, SMP, hingga SMA.
"Angka tersebut kini menjadi perhatian serius Gubernur Maluku Utara Sherly Laos, yang tengah memprioritaskan kebijakan pendidikan inklusif untuk menekan jumlah anak tidak sekolah," ungkap Abubakar, Kamis 9 Oktober 2025.
Abubakar menjelaskan, tingginya angka anak tidak sekolah dipengaruhi sejumlah faktor, antara lain kondisi ekonomi keluarga, jarak dan sebaran sekolah yang belum merata, minimnya lapangan kerja bagi lulusan, serta faktor budaya di beberapa wilayah.
"Itu adalah faktor-faktor yang mempengaruhi tingginya angka anak tidak sekolah. Namun, kami masih melakukan pendalaman untuk memastikan faktor dominannya secara akademik,” jelasnya.
Meski belum ada hasil penelitian resmi, Abubakar menilai program sekolah gratis yang dicanangkan Gubernur Sherly Laos menjadi langkah strategis dan efektif dalam membuka akses pendidikan bagi semua kalangan.
"Apa yang dilakukan Ibu Gubernur lewat program sekolah gratis adalah langkah nyata untuk membuka akses pendidikan bagi semua kalangan. Ini cara paling cepat menekan angka tidak sekolah,” ujarnya.
Dikbud Malut juga tengah menyiapkan pembaruan data dan intervensi langsung di tingkat kabupaten/kota untuk memastikan setiap anak memiliki kesempatan kembali ke bangku sekolah.
"Langkah koordinasi lintas kabupaten/kota harus segera dilakukan. Ini sudah menjadi isu nasional. Kami juga sedang menyiapkan konsep sekolah terbuka sesuai gagasan Ibu Gubernur Sherly Laos,” katanya.
Abubakar menegaskan, upaya menekan angka anak tidak sekolah tidak bisa hanya dibebankan pada pemerintah provinsi.
Menurutnya, kolaborasi lintas sektor menjadi kunci dalam menyelamatkan masa depan pendidikan Maluku Utara.
"Semua stakeholder harus bergerak bersama sesuai harapan Ibu Gubernur. Ini bukan hanya soal angka, tapi tentang masa depan generasi Maluku Utara,” tegasnya.