Pendidikan
SMA Negeri 3 Ternate Jadi Pilot Project Rumah Pendidikan Nasional
Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 3 Kota Ternate ditunjuk sebagai pilot project Rumah Pendidikan oleh Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen).
Penunjukan ini merupakan bagian dari Program Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia yang bertujuan untuk membentuk karakter, meningkatkan potensi, serta membangun kemandirian peserta didik di seluruh Indonesia.
Kepala SMA Negeri 3 Ternate, Karim Narawi, menyampaikan bahwa penunjukan tersebut diumumkan secara langsung oleh Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Maluku Utara dalam sebuah pertemuan di SMK Negeri 2 Kota Ternate.
“SMA Negeri 3 Ternate dipercayakan sebagai Rumah Pendidikan karena posisinya yang strategis, berada di tengah-tengah kampus ternama di Maluku Utara. Ini menjadi keunggulan tersendiri dalam membangun kolaborasi pendidikan,” ujar Karim, Selasa, 14 Oktober 2025.
Dari seluruh SMA di Kota Ternate, hanya dua sekolah yang terpilih menjalankan program ini, yakni SMA Negeri 3 dan SMA Negeri 8. Karim menyebut penunjukan ini sebagai kehormatan sekaligus tanggung jawab besar bagi pihak sekolah.
Guru senior yang telah mengabdi selama 25 tahun di SMAN 3 itu menambahkan bahwa pelaksanaan program Rumah Pendidikan akan melibatkan para pendidik dari berbagai latar belakang. Tidak hanya guru sekolah, tetapi juga akademisi dari kampus, baik dosen maupun mahasiswa.
“Karena sifatnya pengabdian, para pengajar dan pembimbing yang terlibat dalam program ini tidak menerima honor. Mereka berkontribusi secara sukarela untuk mendukung pengembangan siswa,” jelasnya.
Dalam rangka memperkuat program tersebut, SMAN 3 Ternate telah menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan Institut Studi dan Pendidikan Kie Raha (ISDIK Kie Raha). Melalui kerja sama ini, SMAN 3 akan menjadi objek pendampingan dan penelitian dosen dan mahasiswa kampus tersebut.
“Program dari ISDIK Kie Raha merupakan bagian dari pengabdian kampus. SMA Negeri 3 dijadikan ruang kolaborasi pendidikan. Saya juga sudah menyampaikan ke dekan bahwa saat ini kami menjalankan program Rumah Pendidikan,” ungkap Karim.
Ia berharap Rumah Pendidikan dapat menjadi wadah nyata dalam mengembangkan potensi siswa, baik di bidang akademik maupun non-akademik seperti seni, budaya, dan olahraga.
“Jika sumber daya di sekolah terbatas, kami akan menghadirkan fasilitator dari luar. Prinsipnya, semua pihak bisa ikut terlibat dalam mendukung pengembangan siswa,” tambahnya.
Sebagai bentuk penguatan karakter dan pengembangan diri, SMAN 3 juga akan menjalankan program “Sehari Guru Belajar” yang akan dilaksanakan setiap hari Sabtu mulai semester II mendatang.
“Insya Allah, setelah Desember nanti, setiap hari Sabtu tidak ada proses belajar-mengajar formal. Hari itu dikhususkan untuk kegiatan pengembangan diri siswa,” katanya.
Sebagai guru Biologi yang baru dilantik menjadi kepala sekolah, Karim menekankan bahwa dua program ini—Rumah Pendidikan dan Sehari Guru Belajar—dirancang untuk menggali potensi siswa dan menumbuhkan kemandirian sejak dini.
“Setiap siswa punya potensi. Tugas kita sebagai pendidik adalah membimbing, mengarahkan, dan mengasah potensi tersebut. Program ini menjadi wadah untuk itu, dan akan terus kami kembangkan,” tutupnya.