Organisasi
Dari Desa ke Global, Firdaus Amir Dorong Ekonomi Berbasis Riset dan Data
Debat kandidat Badan Pengurus Daerah Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPD HIPMI) Maluku Utara berlangsung dinamis setelah enam hari masa kampanye di berbagai kabupaten dan kota.
Dalam forum yang dipandu moderator Mardania Ghazali, S.H., M.H., dan melibatkan empat panelis independen, dua kandidat memaparkan visi dan strategi mereka untuk memajukan HIPMI Maluku Utara.
Salah satu yang menarik perhatian peserta adalah Firdaus Amir. Ia mengusung visi “Akar Desa, Visi Global” yang menekankan pentingnya membangun ekonomi daerah dari desa dengan pendekatan berbasis riset dan data, agar dapat menembus pasar global.
“Semangat muda dan inovasi harus menjadi napas utama HIPMI. Kita harus menggali potensi lokal, khususnya dari desa, agar menjadi kekuatan ekonomi baru yang berkelanjutan,” ujar Firdaus dalam sesi debat.
Firdaus secara khusus menyoroti sektor perikanan sebagai motor penggerak ekonomi Maluku Utara. Ia melihat peluang besar bagi pengusaha muda untuk berkembang dengan memanfaatkan potensi alam yang melimpah.
“Data yang saya himpun menunjukkan bahwa kawasan industri seperti IWIP membutuhkan pasokan ikan dalam jumlah besar untuk memenuhi kebutuhan pangan para pekerja. Ini adalah peluang nyata bagi pengusaha lokal untuk berperan,” jelas Firdaus.
Ia menegaskan bahwa pengembangan sektor perikanan harus menjadi program prioritas HIPMI Maluku Utara dengan pendekatan yang sistematis dan terukur berbasis riset.
“Bagi saya, ini bukan hanya strategi ekonomi semata, tapi fondasi kemandirian. Jika dipercaya memimpin, saya akan pastikan program pengembangan perikanan dijalankan secara terukur dan berkelanjutan, menjadi pondasi ekonomi baru dari generasi muda daerah,” tegasnya.
Ketika panelis menanyakan strategi penguatan ekonomi daerah, Firdaus menegaskan pentingnya membangun ekonomi dari desa menuju pasar global.
“Dari desa, kita bisa menatap pasar global. Perikanan akan menjadi misi utama saya untuk menumbuhkan pengusaha muda dan menggerakkan ekonomi Maluku Utara ke depan,” ujarnya dengan keyakinan penuh.
Menutup debat, Firdaus menegaskan bahwa kemandirian ekonomi Maluku Utara hanya dapat dicapai bila pengusaha muda berdiri di atas kekuatan lokal yang berakar di desa namun berpandangan global.
“Kemandirian ekonomi itu tumbuh dari akar desa. Namun pandangan kita harus menembus pasar global. Kita harus mengembangkan ekonomi yang berbasis riset dan data agar Maluku Utara menjadi pemain utama di peta ekonomi nasional,” pungkasnya, disambut sorak sorai pendukung.