1. Beranda
  2. Headline
  3. Kabar

Catatan Lapangan

“Ada Bisnis Covid-19” di Balik Klaim Medis?

Oleh ,

Nurdin terbaring di atas tempat tidur. Ia tampak susah bernafas. Demamnya tinggi. Meski begitu, istri dan keluarganya menolak membawanya ke Rumah Sakit Umum Daerah, Ternate. Mereka malah memanggil salah satu kerabatnya yang juga berprofesi sebagai perawat untuk datang memeriksa Nurdin.

“Ini kabawa (ke rumah sakit, red) langsung Korona sudah, Jadi tong (Kami) pangge perawat di kampung saja,” kata Uli ponakan Nurdin, Senin 8 Juni 2020, kepada Halmeherapost.com

Mendengar Nurdin sakit, sanak saudara dan tetangga yang datang menjenguknya juga menolak jika Nurdin dibawah ke rumah sakit.

“Ini kabawa akan rapid test. Langsung donk (paramedis, red) bilang Positif Corona,” cetus Arif, ponakan Nurdin.

Meski begitu, Nurdin sempat dilarikan ke salah satu rumah sakit swasta di Ternate, kemudian dirujuk ke RSUD Chasan Boesoirie. Di rumah sakit rujukan Covid-19 itu, Nurdin langsung diperiksa. Ternyata, Nurdin mengalami pecah pembuluh darah.

Mendengar itu, pihak keluarga langsung meminta agar Nurdin segera dibawa pulang. Namun, beberapa paramedis secara bergantian sempat menawarkan tes kepada Istri Nurdin.

“Donk (mereka) mau tes itu (rapid test), datang bilang ulang-ulang. Tapi torang (kami) tara mau. torang so tahu paitua p kondisi jadi torang kase pulang saja,” kata Ani, istri Nurdin.

Akhirnya, Nurdin dipulangkan ke rumahnya di kelurahan Bula, Kecamatan Ternate Barat, dengan segala resiko yang akan ditanggung oleh keluarga.

Sikap sinis keluarga Nurdin tampaknya didasari polemik penanganan Covid-19, yang belakangan ini membuat publik bertanya-tanya. Apalagi kabar tentang besarnya biaya klaim RS yang menangani pasien Covid-19, telah menyiutkan kepercayaan publik terhadap penanganan Covid-19.

Pasien positif baju putih saat dijemput oleh keluarga di Rusun Acango, Kamis 14 Mei 2020 kemarin || Foto: Istimewa

Spekulasi yang berkembang ini memang tidak lepas dari ragam peritiwa yang terjadi di beberapa daerah sebelumnya. Mulai dari kaburnya pasien Covid-19 dari Hotel Sahid Bela Ternate, lantaran berbulan-bulan menjalani karantina tanpa ada kejelasan tentang hasil rekam medis dari pihak gustu. Kemudian penjemputan dua pasien Covid-19 di Halbar oleh pihak keluarga di tempat karantina, hingga yang paling terakhir seorang perempuan yang mengaku keluarga pasien Positif Corona, yang mengamuk di depan Hotel Vellya, yang menjadi salah satu lokasi karantina.

Kepercayaan dan Kepastian

Termasuk kisah yang dialami orang tua (ayah) dari Bambang Cahyadi, saat dirawat di RSUD Weda, Halteng. Lewat penggalan catatan berjudul Suratku untuk Dokter Handoko --dokter spesialis paru di RSUD CB, yang diunggah di akun facebooknya, dia menceritakan, sebelum dibawa ke RSUD CB, ayahnya lebih dulu dirawat di RSUD Weda

Berita Lainnya