Perempuan dan Anak

Pencegahan Kekerasan Seksual di Pulau Morotai Gencar Disosialisasikan, Peran Media Diperlukan

Kolaborasi sosialisasi pencegahan kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak di SD Negeri 1 Pulau Morota || Foto: Istimewa

Morotai, Hpost - PPK Kabupaten Pulau Morotai berkolaborasi dengan sejumlah pegiat dan pemerhati perempuan dan anak mulai menggelar sosialisasi pencegahan kekerasan seksual pada Selasa 31 Agustus 2021.

Ditreskrimum Polda Maluku Utara, mencatat periode Januari-Agustus 2021, angka kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak mencapai 104 kasus. Dari ratusan kasus tersebut, 4 kasus berada di Morotai. Itu belum termasuk 2 kasus yang dilaporkan dalam sepekan terakhir.

Angka tersebut terbilang sedikit jika dibandingkan kasus-kasus di kabupaten lain. Meski begitu, PPK Pulau Morotai secelara kolaboratif melakukan sosialisasi pencegahan bersama Fatayat NU, Forum Anak, Dinas Sosial dan PPA , P2TP2A, LBH Morotai, dan Dharmawanita.

Kegiatan perdana itu dimulai dari SD Unggulan 1 Pulau Morotai. Pelibatan semua elemen perempuan itu dimaksudkan agar model pencegahannya disenergikan dan disesuaikan dengan kebutuhan anak-anak.

Tim dibagi menjadi 5 group - mengedukasi anak anak SD kelas 3,4,5 sebanyak 200 anak yang di bagi menjadi 5 ruang kelas.

Sosialisasi dimulai dengan menonton video Cerita Geni bersama anak-anak. Video animasi itu berisi tentang pencegahan kekerasan seksual.

Selanjutnya, materi kekerasan seksual yang disampaikan secara lisan. Materi tersebut diantaranya defenisi kekerasan seksual, dampak kekerasan seksual, Bagian-bagian tubuh yang bisa dan tidak bisa disentuh oleh siapa saja kecuali ibu dan dokter, bentuk-bentuk pelecehan, cara mendeteksi pelaku, modus pelaku, serta bagaimana upaya penanganan dan pencegahan yang harus dilakukan korban.

Sosialisasi ditutup dengan menyanyi bersama lagu dengan teman 'Lindung Tubuh."

Kolaborasi sosialisasi pencegahan kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak di SD Negeri 1 Pulau Morota || Foto: Istimewa

"Materi ini bebas disampaikan dengan metode apa saja. Sosialisator diharapkan lebih reaktif dan persuasif melihat audiens. Bisa lisan, bisa tulisan. Intinya bisa dipahami dengan muda oleh anak-anak. Kenapa kita mulai dari anak SD, karena mereka termasuk yang paling rentan menjadi korban kekerasan seksual," papar Ketua PKK Morotai, Sherly Tjonda, kepada Halmaherapost.com, usai menggelar sosialisasi.

Sherly bilang, nantinya untuk pencegahan di PAUD, lagu lindungi tubuh diwajibkan untuk digunakan seluruh desa di Morotai.

Sherly berharap, masyarakat juga berpartisipasi aktif. Peran media juga sangat penting dibutuhkan terutama mengenai hukuman berat bagi pelaku kekerasan seksual.

Sosialisasi pencegahan ini diharapakan terus ditindaklanjuti secara kolabortif oleh Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dinas sosial, dinas terkait serta organisasi Perempuan di setiap kecamatan.

"Sosialiasi pencegahan yang kolaboratif ini butuh bantuan media agar sosialisasi dapat lebih efektif, masyarakat semua, tokoh agama LSM, juga membantu kami mengadakan sosiaslais ini," harap Sherly.

PKK Morotai bersama elemen pegiat dan pemerhati perempuan & anak || Foto: Istimewa

Ketua Pimpinan Cabang, Fatayat NU Pulau Morotai, Yuliana mengatakan, sosialisasi kolaborasi ini juga dilaksanakan bertahap di SD, lalu SM dan SMA. "Kami akan menyosialisasikan pencegahan ini secara rutin setiap bulan," ucap Yuliani.

Melalui interaksi langsung dengan pelajar, kata Yuliana, diharapkan juga bisa mendeteksi korban kekerasan seksual yang mulai marak di Morotai.

Dari beberapa korban yang belakangan yang dampingi Fatayat NU diketahui kasus persetubuhan misalnya sudah sejak lama dilakoni dan dialami oleh pelajar.

"Ini juga perlu diperhatikan serius. Pihak sekolah, orang tua siswa, dan media punya peran penting untuk mencegah kasus-kasus tersebut sejak dini," pungkas Yuliana.

Penulis: Firjal
Editor: Firjal Usdek

Baca Juga