Lingkungan
WALHI dan Sylva Unkhair Desak Gubernur Selamatkan Hutan Pulau di Maluku Utara

Ia bilang, analisis spasial juga menunjukkan di tahun 2001 hingga 2021, Maluku Utara sudah kehilangan 268 ribu hektar tutupan pohon, yang setara dengan penurunan 8.7 persen tutupan pohon sejak tahun 2000, dan setara dengan 206 metrik ton emisi karbon dioksida.
"Kehilangan tutupan pohon di Hutan Pulau di Maluku Utara ini secara signifikan disebabkan atas aktivitas pertambangan, perkebunan dan loging, karena dalam satu dekade terkahir misalnya kawasan hutan Maluku Utara menjadi sasaran empuk aktivitas ekstraktif," ungkap Julfikar.
Padahal, menurut Julfikar, geografis Malut yang hanya memiliki 24 persen wilayah daratan sedangkan 76 persen perairan. Tapi sangat disayangkan daratan yang begitu mungil semestinya bentang alam hutan harus dijaga, bila dikelola pun juga harus jauh dari dampak kerusakan ekologi yang ditimbulkan, bukan sebaliknya.
"Seperti industri berbasis lahan secara agresif mengugur hutan, mencemari sungai seperti salah satu contoh aliran sungai yang rusak akibat sedimetasi ore nikel, tangkapan citra satelit memperlihatkan sepanjang 55 kilo meter atau dari hulu hingga hilir badan air sungai Ake Kobe tampak berwarna cokelat, dan lebih parahnya lagi daya rusak itu merembet hingga ke wilayah pesisir dan laut dengan beban kerusakan dua kali lipat dari daratan," katanya.
Komentar