Pemilu
Puluhan Jurnalis Ikut Pelatihan Mis-Disinformasi Pemilu yang Digelar AJI Ternate, Pentingnya Verifikasi!

Sehingga kata dia, di situlah peran media massa untuk mengecilkan dampak-dampak negatif yang lebih besar dari beredarnya ‘manipulasi informasi’ di jagad media sosial.
“Namun, kehadiran media partisan akan menggerus kepercayaan publik terhadap media. Hal itu karena media partisan kerap bekerja tidak berdasarkan kaidah jurnalistik,” katanya.
Menurut dia, untuk melawan gangguan informasi tersebut, maka jurnalis harus memberikan informasi yang kredibel. Sebab informasi yang kredibel akan menjadi pedoman untuk mengedukasi pemilih.
“Jika ada keraguan, maka sebaiknya menahan berita (sampai memiliki informasi yang faktual). Hal itu karena kecepatan (penayangan berita) selalu saja tidak berbanding lurus dengan ketepatan,” ujarnya.
Sementara itu, Inggried Dwi Wedhaswary menjelaskan dari aspek informasi berbasis digital yang kerap menjadi bagian paling urgen dalam kontestasi politik. Salah satu yang tengah menjadi buah bibir adalah penggunaan Artificial Intelligence (AI) atau dikenal dengan kecerdasan buatan.
“Artificial Intelligence atau kemajuan teknologi saat ini bisa dimanfaatkan untuk kepentingan apapun, termasuk untuk momentum politik pada 2024 nanti,” ucap Inggried.
Ia bilang, kemajuan teknologi saat ini tentu akan menjadi tantangan yang lebih besar bagi pekerja jurnalis. Tantangan itu bisa berupa gangguan informasi.
Komentar