Sungai Sagea
5 Kejanggalan dalam Persentase Hasil Uji Kualitas Air Sagea, DPRD: Segera Copot Kadis DLH

Menurut Adlun, persentase DLH tidak ada data pembanding hasil uji parameter kualitas air sebelum dan sesudah kejadian dugaan pencemaran.
Koalisi Peduli Sagea, menilai hasil uji kualitas air yang sudah dipaparkan oleh Fachruddin tidak bisa mewakili kondisi sungai secara utuh. Artinnya tidak bisa dijadikan dasar untuk menyatakan bahwa Sungai Sagea saat ini dalam kondisi baik secara kualitas air.
“Uji kualitasi harus komprehensif dengan dilakukan secara temporal atau dalam rentang waktu yang panjang dan spasial atau mewakili kondisi hulu, tengah, dan hilir,” papar Adlun.
Kenjanggalan tersebut menurut Koalisi Peduli Sagea, diperkuat dengan sikap dan respon DLH yang dalam hal ini sebagai bagian dari Tim Terpadu lebih cenderung menjadi corong bagi perusahaan sebagai juru bicara yang selalu menyampaikan bahwa pencemaran yang terjadi bukan karena aktivitas tambang.
Baca juga:
DLH Maluku Utara Rilis Resmi Hasil Uji Kualitas Air Sungai Sagea
KATAM: Hasil Uji Air Sungai Sagea dari DLH Maluku Utara Abal-abal
Banjir Bandang Melanda Kawasan Industri Nikel di Halmahera Tengah, Akses Weda-Patani Terisolasi
Akademisi dari Pusat Studi Manajemen Bencana UPN “Veteran” Yogyakarta, yang sebagai Pengurus Bidang Konservasi Lingkungan PP Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI), Eko Teguh Paripurno, berpendapat bahwa fenomena yang terjadi pada Sungai Sagea, menunjukkan tidak adanya itikad baik pemerintah daerah dalam melindungi tubuh air untuk menjamin kualitas hidup warga secara lebih baik.
Eko memaparkan setidaknya ada tiga hal yang harus dilakukan oleh tim investigasi antara lain, pertama, melakukan investigasi lapangan terutama pada wilayah jalur yang dibuka untuk akses jalan untuk menyusuri trase jalan dan memetakan titik-titik sedimen berupa tanah dan lumpur sebagai material kupasan yang terhubung dengan alur-alur Sungai Sagea di bagian hulu maupun tengah.
Kedua, melakukan uji kualitas air secara berkala dengan menggunakan metode sampling yang proper dan sesuai dengan kaidah akademis yang dapat mewakili sampling pada wilayah hulu, tengah dan hilir.
Ketiga, melakukan kajian suspended load dan bed load pada Sungai Sagea untuk mengetahui muatan sedimen yang berada di permukaan dan di dasar sungai dari hasil sedimentasi yang dihasilkan.
“Jadi investigasi yang dilakukan harus dapat melibatkan masyarakat bukan hanya sekedar melaporkan opini-opini yang ada,” katanya.
Komentar