Kepemimpinan
Sultan Ternate: Tauhid Bisa Dua Periode, Begini Kisi-kisinya

Sultan menjelaskan bahwa acara Legu Tara No Ate akan dikelola oleh masyarakat dari tiga kelurahan, yaitu Mangga Dua, Toboko, dan Kota Baru.
"Namun namanya bukan lagi Legu Gam, melainkan Legu Tara No Ate atas permintaan masyarakat di bawah (selatan), karena mereka menganggap Legu Gam sudah ada dua versi. Akhirnya, kami mengubah namanya," katanya.
Sultan berharap bahwa ekspansi kegiatan budaya ini dapat menjadikan Ternate sebagai kota budaya, tidak hanya sebatas yang telah ada sejak zaman Portugis, Belanda, orde lama, hingga orde baru.
"Hanya budaya yang dapat mempertahankan rakyat Ternate, karena sumber daya budaya tidak akan pernah habis sampai akhir zaman. Ternate tidak memiliki kandungan material di bawah ini," tegasnya.
Ia juga mengkritisi konsep "Ternate Kota Rempah" selama kepemimpinan Tauhid yang terkesan hanya menjadi slogan tanpa adanya wujud nyata.
Menurut Sultan, Ternate Kota Rempah seharusnya dipandang oleh Tauhid sebagai kota yang mengedepankan sejarah rempah. Namun ironisnya, sejarah kejayaan rempah nampaknya lebih sering diangkat sebagai silk road atau jalur sutera, bukan spice road atau jalur rempah.
"Jadi kesimpulannya, pemerintah kota tidak memiliki kemauan politik yang kuat, political will yang kuat untuk membangun Ternate," tandasnya.
Komentar