Politik Gagasan
Perjalanan Politik Gagasan Graal Taliawo di Sula Membawa Optimisme bagi Warga

Kandidat dan warga keliru. Pada kesempatan diskusi, Graal menjelaskan tentang salah satu kekeliruan kita dalam menjadi calon legislatif (caleg) dan melihat caleg (bagi warga) selama ini.
Kata Graal, pegiat politik gagasan ini, “Kita kerap terjebak dalam paradigma kalau anggota legislatif (aleg) itu tugasnya membangun jalan, menurunkan harga sembako, memberi beasiswa, dan tugas eksekusi sejenis lainnya. Kandidat janji-janji semacam itu, warga juga minta janji-janji semacam itu.” Hal ini menurutnya keliru. Karena tugas aleg adalah bicara (parle—asal kata untuk parlementer), bukan eksekusi kebijakan. Yang seharusnya caleg sampaikan adalah “Saya akan bicara pada forum dan mitra kerja untuk ……”. Pendapatnya, antara kalimat “akan membangun jalan” dan “akan bicara/sampaikan untuk bangun jalan” tentu akan mendapat respons yang berbeda secara psikologis.
Ia mengajak caleg dan warga untuk memahami ini supaya kandidat tidak terbeban dengan janji-janjinya dan warga tidak kecewa. Caleg perlu jujur menyampaikan tugas dan tupoksi aleg yang sebenarnya. Yang pasti tak absen dibahasnya adalah penyakit politik di level mikro/individu, yakni politik transaksional dan politisasi identitas. Dengan tegas ia berkata,
“Dua hal ini adalah penyakit yang membuat kita belum sejahtera secara optimal. Mereka (pejabat publik) yang lahir dari praktik semacam ini sudah pasti korup secara anggaran dan kebijakan. Mereka akan berhitung untuk mengembalikan pengeluarannya dan mengorupsi kebijakan yang seharusnya menjadi hak warga.”
Mari berpolitik gagasan. Ia menambahkan, partisipasi politik warga dalam iklim demokrasi adalah penting. Menurut Graal yang juga pegiat literasi ini, tidak sebatas coblos, kita perlu kawal suara sampai awasi jalannya pemerintahan dan agenda kerja sang kandidat terpilih. Banyak kasus suara dicurangi, imbasnya suara rakyat dan agenda kerja dari kandidat yang mereka pilih tidak bisa terealisasi. Ujungnya, kedua pihak merugi. Ia mengajak kita semua—warga dan kandidat—untuk berbenah menyambut Pemilu 2024 mendatang. Warga gunakan hak pilihnya dengan cerdas dan kritis terhadap setiap kandidat, kandidat gunakan hak dipilihnya dengan tawarkan kapasitas dan kapabilitas dirinya. Gagasan dan agenda kerja yang dipertukarkan, bukan materi lainnya. Dengan begitu, kita berpeluang untuk mendapatkan pemimpin yang bermutu dan berkualitas.
“Jika warga merasa selama ini cara berpolitiknya tidak baik, mari perbaiki untuk kesejahteraan kita bersama. Sula luar biasa. Hangat sambutannya, ramah warganya, indah alamnya,” tutup R. Graal Taliawo.
Komentar