Politik Gagasan

Bukti Jejak Kualitas Legislator, IP2F Ternate Gelar “Orang Kampong Bacarita Politik”

Yahya Alhadad, (berdiri) Politisi Partai Perindo, saat memaparkan gagasannya tentang Kota Ternate || Foto: Istimewa

Terlepas dari itu, salah satu caleg yang menjadi pusat perhatian warga adalah Yahya Alhadad dari Partai Perindo nomor urut 3. Mengapa tidak, penjelasannya mendapat tepuk tangan cukup meriah oleh warga yang hadir. Dia menjelaskan masalah utama Kota Ternate, termasuk Kelurahan Fitu adalah masalah manusianya. Mengapa saya lebih menekankan soal manusia? Tanyanya di sela-sela diskusi.

Pertama misalnya petani kangkung yang tanahnya digusur dan profesi ini sudah terancam punah. Hal ini dikarenakan tanah di Ternate makin sempit dan pengusaha demi meningkatkan bisnisnya mereka melakukan berbagai cara untuk memperoleh lahan—termasuk bekerja sama dengan pemerintah untuk memperoleh status legalitas tanah dan ini yang terjadi di Fitu. Padahal tanah-tanah tersebut adalah warisan leluhur dan secara hukum diakui oleh hukum adat.

Masalah tanah di Kota Ternate ini juga berkaitan dengan persoalan penataan ruang yang tidak efektif dan karena pemerintah tidak melakukan kajian yang tidak melibatkan aspek sosial- budaya. Mereka, pemerintah lebih utamakan ekonomi-politik sehingga yang dikejar adalah pertumbuhan ekonomi daerah.

Karena tata ruangnya kacau-balau sehingga ketika hujan deras sering terjadi banjir. Misalnya di Fitu ini daerah ketinggian dan system drainase mestinya dibangun juga sumur serapan. Hampir semua drainase di Ternate tidak ada sumur serapan sehingga saat hujan deras mereka yang di ketinggian aka naman, tetapi, masyarakat daratan rendah menjadi sasaran banjir.

Kedua, terkait masalah sampah. Pengelolaan sampah secara efektif bukan soal memperbanyak pengangkut sampah (armada sampah roda tiga) di tingkat kelurahan karena justru dijadikan projek yang menguntungkan segelintir orang. Bagi saya, yang harus dilakukan adalah melibatkan semua RT, imam, badan SARA, pemuda, ibu PKK di semua kelurahan dan anggaran pembelian armada sampah roda tiga digunakan untuk membayar upah mereka.

Pria biasa disapa Yayo ini juga menjelaskan perlu ada pemilahan sampah baik organik maupun nonorganik agar dapat dikelola atau didaur ulang dan menjadi salah satu pendapatan sampingan ibu-ibu, pemuda dan remaja. Contoh misalnya sampah organik dikelola jadi kompos yang bisa dijual dan menekan pengeluaran petani. Sedangkan botol aqua bisa dijual sebagai air isi ulang dan plastik lainnya pun bikin hiasan rumah, bunga dan krativitas lainnya yang dapat dijual.


Artikel ini sepenuhnya menjadi tanggungjawab mitra halmaherapost.com melalui kerja sama yang telah disepakati bersama. Redaksi halmaherapost.com tidak terlibat dalam proses produksi.

Selanjutnya 1 2 3
Penulis: Rilis
Editor: Rilis

Baca Juga