Cek Fakta
Koalisi Cek Fakta Gelar Diskusi Bertajuk Pemilih Pemula dan Hoaks Pemilu 2024

Lembaga CSIS dengan program Safer Internet Lab, juga memetakan bagaimana distribusi atau peta penyebaran gangguan informasi yang didalamnya terkait misinformasi, dan disinformasi di 34 Provinsi.
Menurut Arya Fernandes, Kepala Departemen Politik Dan Social CSIS (Center for Strategic and International Studies) pengumpulan data dimulai pada September 2023 dengan 13,020 sample yang dipilih secara acak serta terdistribusi secara proporsional.
“Ada temuan menarik terkait aksesibilitas internet. Dibandingkan 2019 lalu, pada 2023 ini terjadi peningkatan akses publik pada internet yang cukup tinggi. Sekitar 58,3% orang mengakses internet, lalu di tahun 2023 naik menjadi 64,5 persen,” kata Arya.
Sebagian besar pengguna internet adalah kelompok usia muda di perkotaan dengan pendapatan cukup tinggi dan umumnya lulusan pendidikan tinggi, tambahnya. Mereka termasuk pihak yang potensial didera badai gangguan informasi.
Sementara, Ahli Hukum Pemilu Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Titi Anggraini menyoroti kompleksitas Pemilu 2024 yang tercermin dari besarnya jumlah pemilih yang mencapai 204 juta orang dengan 214.775 kandidat yang tersebar pada ribuan daerah pemilihan yang dinilai sebagai pemilihan umum dengan sistem paling rumit sedunia.
Menurut Pembina Perludem itu, kesulitan terbesar pemilih adalah membuat keputusan berdasarkan informasi karena latar belakang dan karakteristik kandidat yang beragam.
Direktur Eksekutif AMSI, Felix Lamuri mengakhiri diskusi dengan mendesak upaya kolektif untuk menemukan solusi dalam menjawab tantangan kompleks yang ditimbulkan dari asupan disinformasi bagi publik. Koalisi Cek Fakta, dengan dukungan oleh Google News Initiative, menekankan perlunya memprioritaskan informasi yang akurat dan mendorong kesadaran publik menjelang Pemilu.
Komentar