Sepakbola
Fakta Tersembunyi Persiraja “Si Raja Pinalti” Kontra Malut United

Jakarta - Klub Persiraja Banda Aceh menjadi satu-satunya klub yang sering menang lewat titik putih. Hal itu coba dilakukan Persiraja leg pertama perebutan posisi ketiga melawan Malut United, pada 5 Februari 2024.
Persiraja ingin menggosok "voucher" penalti dari wasit di menit-menit akhir babak kedua. Protes keras dan membentak wasit dari pemain tuan rumah membuat pertandingan resmi dihentikan.
Terlepas dari insiden kontroversial itu, Persiraja tampil tidak sportif, mengkasari pemain Malut United dengan tekel berbahaya. Pelanggaran keras terhadap, Frets Butuan, sikut kepada Alwi Slamet, dan sleding dua kaki berbahaya yang diterima Hari Nur. Namun, pemain-peman Malut United tampil dingin dan tidak merespon upaya provokasi pemain Persiraja.
Persiraja bisa dilabeli "Si Raja Pinalti", tim yang pernah dibela bek Malut United saat Sadam Hi Tenang ini sering kali mendapat vocer penalti di kandangnya, termasuk saat melawan PSMS Medan. Dalam pertandingan penentu lolos ke babak 12 besar itu mereka mendapat dua penalti, salah satunya karena bola mengenai tangan pemain lawan.
Hal serupa terjadi saat melawan PSIM, PSBS Biak, dan hampir terjadi dalam penyisihan pertandingan lainnya. Klaim kecurangan dari akun PSMS menambah kontroversi, namun beberapa kejadian perlu dilihat dari berbagai sudut pandang, seperti insiden saat Persita vs Persis Solo yang dipertanyakan oleh wasit.
Hal berbeda justru dialami oleh Malut United. Laskar Kie Raha menjalani 21 pertandingan tanpa pinalti
Sejak main pertama lawan PSKC Cimahi di Sleman 10 September 2023 sampai leg 1 perebutan tempat ketiga, MU tak satu kali pun mendapat penalti.
Bahkan Ilham Udin cs sering dirugikan tapi tak pernah membangun narasi menyalahkan perangkat pertandingan. Sepertinya Malut United yang sebagian besar dihuni pemain berpengalaman sadar betul bahwa sepakbola tidak selalu soal menang.
Leg 1 Semifinal lawan Semen Padang adalah bukti terakhir. Gol yang tak disahkan, penalti yang tak diberikan saat Frets Butuan dijatuhkan kiper dalam kotak penalti, merupakan bukti bagaimana Malut United tidak pernah berharap dan menyalahkan perangkat pertandingan.
Head Coach, Malut United Imran Nahumarury, menegaskan, pemainnya fokus menatap laga pamungkas.
"Kami fokus untuk mempersiapkan pemain Malut United bermain di lapangan. Memang ada yang menyebut Malut banyak dirugikan karena tidak pernah mendapatkan penalti, gol yang tidak disahkan oleh wasit, atau pemain kami banyak menerima perlakuan kasar dari lawan. Tapi, kami tidak ingin mengomentari kinerja wasit karena sudah ada prosedurnya. Kami juga tidak ingin mempermasalahkan hal nonteknis dan melebar ke mana-mana. Kami percaya dengan kualitas pemain kami," tandas Imran.
Komentar