Bencana Alam

Ratusan Warga Terinfeksi ISPA Akibat Erupsi Gunung Ibu

Warga di pengungsian saat memeriksakan bayi ke petugas kesehatan || Foto: Iliyas

Selain ISPA, petugas kesehatan juga menemukan kasus Myalgia sebanyak 60 kasus, diare 10 kasus, dan gatal-gatal lebih dari 30 kasus.

"Kasus Myalgia mencapai sekitar 60, kemungkinan disebabkan oleh kondisi tenda pengungsian yang tidak memadai. Gatal-gatal juga menjadi masalah karena keterbatasan sarana MCK dan penggunaan air sungai yang terkontaminasi bakteri," jelas Nurmiswar.

Direktur RSUD Jailolo, Novimaryana Drakel, menyatakan bahwa peningkatan kasus penyakit ini menjadi perhatian serius bagi petugas kesehatan dan dokter. Tim gabungan dari RSUD Jailolo telah dikerahkan, termasuk dokter spesialis, untuk memberikan pelayanan maksimal di tiga posko pengungsian: Desa Tongute Ternate Asal, Desa Tongute Sungi, dan Desa Gam Ici di Kecamatan Ibu.

"Hari ini saja kami sudah melayani 136 pasien di posko, dan jumlah ini terus bertambah. Kami akan mobilisasi dokter spesialis ke tiga posko pengungsian selama empat hari ke depan untuk memastikan semua warga mendapatkan perawatan yang diperlukan," jelas Novimaryana.

Sejak 16 Mei 2024, warga dari tujuh desa di zona merah erupsi Gunung Ibu mengungsi ke tiga posko dan jumlah pengungsi kini mencapai 1.662 jiwa. Bantuan logistik, peralatan tidur, dan obat-obatan terus disalurkan oleh pemerintah pusat melalui BNPB, Kemensos, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten Halmahera Barat, serta Palang Merah Indonesia (PMI) untuk memenuhi kebutuhan para pengungsi.

Selanjutnya 1 2
Penulis: Firjal Usdek
Editor: Firjal Usdek

Baca Juga