Pilkada
Kisah Asrul Rasyid Ichsan, Penjual Es Keliling yang Kini Jadi Calon Wakil Gubernur
Setelah melewati masa sulit tersebut, Asrul melanjutkan pendidikannya di Makassar, di Universitas Muslim Indonesia (UMI), Fakultas Teknologi Industri, dengan jurusan Teknik Kimia. Selama kuliah, ia aktif dalam beberapa organisasi.
Ia juga terlibat dalam berbagai gejolak politik di era Orde Baru dan sempat terbang ke Jakarta sebagai saksi sejarah dalam reformasi 1998-1999.
Setelah kembali ke tanah kelahiran, Asrul menjadi tenaga pengajar di Universitas Muhammadiyah Maluku Utara (UMMU) dan akhirnya menjabat sebagai ketua program studi Teknik Informatika.
Pada tahun 2009, Asrul terjun ke dunia politik, menjabat sebagai sekretaris Partai Amanat Nasional (PAN) dan terpilih dalam pemilihan legislatif periode 2009-2014 sebagai wakil ketua DPRD Kota Ternate.
“Setelah itu, lima tahun kemudian saya vakum, dan pada tahun ke-6, saya bergabung dengan PDIP. Saya menjabat sebagai salah satu wakil ketua, kemudian diminta untuk menjadi sekretaris DPD PDIP Maluku Utara,” ungkapnya.
Kini, Asrul menjadi calon wakil gubernur Maluku Utara, mendampingi Sultan Tidore, Husain Alting Sjah. Pengalaman hidupnya, dari seorang penjual es keliling hingga terjun ke dunia politik, membentuk pandangannya mengenai apa yang perlu dilakukan ke depan.
Ia memahami rasanya hidup dalam keterbatasan ekonomi dan merasa banyak masyarakat Maluku Utara yang masih merasakan hal tersebut.
“Dengan pengalaman tersebut, saya merasa banyak masyarakat kita di Maluku Utara yang kondisinya harus diperhatikan oleh pemerintah,” ucapnya.
Menurutnya, pemerintah daerah harus mengambil peran yang lebih besar dalam memperhatikan kondisi masyarakat Maluku Utara, terutama petani dan nelayan yang berjuang melawan keterbatasan ekonomi. Selain itu, masalah pendidikan dan kesehatan juga harus mendapatkan perhatian khusus.
“Pemberdayaan ekonomi kecil menengah, pendidikan yang layak, serta kesehatan anak-anak dan orang tua harus menjadi fokus perhatian pemerintah,” pungkas Asrul.










Komentar