Reses
Sampah Menumpuk, Jalan Rusak! Begini Kondisi Memprihatinkan di Ternate Selatan

Anggota DPRD Dapil II Kecamatan Ternate Selatan dan Moti menggelar reses di empat titik kelurahan pada Jumat, 10 Januari 2025.
Dalam reses tersebut, keluhan terkait masalah sampah, BBM, serta kebutuhan infrastruktur dasar seperti jalan dan penerangan lampu masih menjadi isu utama yang dihadapi masyarakat di setiap kelurahan.
Reses ini dilakukan oleh Ridwan AR, dan H. Naila Ibrahim. Mereka mengunjungi Kelurahan Mangga Dua Utara, Mangga Dua, Ubo-ubo, dan Kayu Merah, mendengarkan keluhan langsung dari para lurah dan masyarakat terkait permasalahan yang ada.
Lurah Mangga Dua Utara, Yosman Marsaoly, mengungkapkan bahwa kelurahan tersebut masih menghadapi kekurangan penerangan jalan dan fasilitas jalan di RT 06 dan 07. Selain itu, masalah sampah juga terus menjadi perhatian serius.
Yosman menjelaskan bahwa pembuangan sampah di kali mati (barangka) sering kali menyebabkan sampah terbawa hingga hilir kali mati saat terjadi hujan.
Ridwan AR juga mengonfirmasi mengenai retribusi karcis yang dikenakan pada lapak-lapak jualan di kawasan Mangga Dua Utara. Ia bertanya apakah pihak kelurahan mendapatkan bagian dari retribusi tersebut.
Yosman menjelaskan bahwa ada sekitar 54 lapak jualan di kawasan tersebut, namun pihak kelurahan tidak memperoleh retribusi dari lapak-lapak tersebut.
Menurutnya, retribusi yang diterima masyarakat adalah retribusi sampah yang ditarik oleh Dinas Lingkungan Hidup, serta retribusi makan dan minum yang merupakan tagihan dari Dinas BP2RD Kota Ternate.
Sementara itu, Lurah Kelurahan Mangga Dua, Masriana F. Syaraf, mengungkapkan bahwa mereka sangat membutuhkan pembangunan kantor lurah yang baru.
"Kami telah menyampaikan hal ini pada setiap Musrenbang, namun hingga kini belum ada realisasi. Terkait dengan retribusi di kelurahan Mangga Dua, saya tidak mengetahui hal tersebut," ujar Masriana.
Lurah Ubo-ubo, Rani Ismail, menyampaikan keluhan mengenai saluran air (drainase) yang buruk.
"Setiap kali hujan, air akan tergenang hingga ke jalan. Masalah ini sudah berlangsung sejak tahun 2011, dan meskipun kami telah mengusulkan pembuatan drainase, hingga kini belum ada tindakan. Begitu juga dengan armada pengangkut sampah, kendaraan kami sudah rusak. Saya sudah menyampaikan hal ini ke kecamatan, namun pihak kecamatan mengatakan anggaran belum tersedia, sehingga kami terpaksa menggunakan tong sampah dengan anggaran pribadi," tuturnya.
Plt. Lurah Kayu Merah, Fatma Waheng, juga mengungkapkan masalah tumpukan sampah di kelurahannya.
"Satgas sampah dan armada pengangkut sampah di Kelurahan Kayu Merah hanya ada dua unit. Satu unit untuk bagian belakang dan satu unit untuk bagian depan. Kami sangat kewalahan mengatasi masalah ini, apalagi ketika hujan lebat, banyak sampah yang tergenang dan terbawa melalui saluran drainase (barangka)," jelas Fatma.
Menanggapi keluhan-keluhan yang disampaikan dalam reses, Ridwan AR dan Naila Ibrahim memastikan bahwa DPRD akan menyuarakan masalah-masalah tersebut agar segera mendapatkan perhatian dari pemerintah daerah.
Komentar