Embung
Perencanaan Abal-abal! Proyek Embung Gagal: Warga Hiri Terancam Banjir

Pembangunan embung di Pulau Hiri kini jadi dinilai gagal. Alih-alih menjadi solusi, proyek ini justru memicu bencana bagi warga.
Tanpa saluran pembuangan air (drainase) yang memadai ke laut, embung ini malah menjadi sumber banjir setiap kali hujan deras mengguyur. Rumah-rumah di dataran rendah terendam, sementara pemerintah terkesan lepas tangan.
Pemuda Hiri, Zulkifli Tomahir, mengecam keras proyek ini. Menurutnya, masalah utama bukan hanya curah hujan tinggi, tetapi kesalahan fatal dalam perencanaan.
"Embung ini seperti bom waktu! Tidak ada saluran pembuangan yang jelas, air malah meluber ke pemukiman. Seharusnya, sejak awal ada jalur air ke laut, bukan ke rumah warga," tegasnya saat diwawancarai Halamaherapost.com pada Minggu, 23 Maret 2025, malam.
Ironisnya, proyek embung ini dikerjakan Balai Wilayah Sungai (BWS) pada 2024, sedangkan jalan menuju embung dibangun oleh PUPR Kota Ternate. Bukannya membantu, pembangunan ini justru memperburuk keadaan. "Air meluap ke dua jalur: satu ke samping Kantor Lurah Tafraka, satu lagi ke drainase di samping rumah warga, akhirnya tergenang di depan musala," beber Zulkifli.
Tak hanya banjir, ancaman longsor pun mengintai! Zulkifli menyoroti kondisi tebing di selatan pemukiman yang semakin kritis akibat jalan yang dibangun tanpa penguatan struktur. "Tebing di sekitar embung itu sudah rawan longsor. Jika ini dibiarkan, bisa merenggut nyawa warga di bawahnya," ujarnya dengan nada geram.
Ia mendesak BWS dan PUPR segera bertindak sebelum bencana lebih besar terjadi. "Harus ada drainase ke laut! Kalau tidak, setiap musim hujan, warga terus jadi korban. Jangan tunggu ada korban jiwa baru bertindak!" pungkasnya.
Sementara itu, pihak terkait masih bungkam. Apakah mereka akan menunggu bencana lebih besar sebelum bertanggung jawab?
Komentar