Idul Fitri

Lebaran Duluan di Pulau Taliabu, Warga Tiga Desa Salat Id Hari Ini!

Suasana Lebaran Idulfitri 1446 Hijriah/2025 di Masjid Nurul Huda, Desa Kawalo, Kecamatan Taliabu Barat, Kabupaten Pulau Taliabu, Sabtu, 29 Maret 2025. Foto: Risto

Warga di tiga desa di Kabupaten Pulau Taliabu, Maluku Utara, merayakan Idulfitri lebih awal pada Sabtu, 29 Maret 2025. Warga Desa Kawalo, Woyo, dan Bota, Kecamatan Taliabu Barat, telah melaksanakan Salat Idulfitri 1446 Hijriah berdasarkan perhitungan tradisi lokal yang mereka warisi turun-temurun.

Pantauan di lokasi, dua masjid di Desa Kawalo dan Woyo dipenuhi jamaah yang melaksanakan Salat Id. Begitu pula di Desa Bota, masyarakat tampak khusyuk merayakan kemenangan setelah sebulan berpuasa.

Pj Kepala Desa Kawalo, Sano B Parigi, menjelaskan bahwa keputusan penetapan Idulfitri selalu mengikuti pandangan tokoh adat dan agama di desa.

"Sejak dulu, kami mengikuti keputusan orang-orang tua di kampung, terutama imam dan badan sarah. Pemerintah desa hanya menyesuaikan dengan keputusan mereka," ujarnya.

Meski ada perbedaan dalam penentuan Idulfitri, Sano menegaskan bahwa untuk hari-hari nasional, masyarakat tetap mengikuti ketetapan pemerintah.

"Kalau perayaan nasional seperti 17 Agustus, kami mengikuti jadwal pemerintah," katanya.

Sementara itu, Kepala Adat Desa Kawalo, Kiswanto Umasangadji, mengungkapkan bahwa metode perhitungan 1 Ramadan dan 1 Syawal di desanya sudah diwariskan turun-temurun oleh leluhur mereka.

"Keputusan ini diambil bersama oleh tokoh agama, tokoh adat, pemerintah desa, dan masyarakat. Ini sudah lama dijalankan dan terus dipertahankan," tuturnya.

Imam Desa Kawalo, Syarifudin Habsi, menambahkan bahwa penetapan Idulfitri didasarkan pada perhitungan spiritual, yaitu konsep hayat Allah, hayat Ahmad, dan hayat Muhammad.

"Berdasarkan perhitungan kami, 1 Ramadan jatuh pada Kamis, 27 Februari 2025, sehingga 1 Syawal tepat hari ini, Sabtu, 29 Maret 2025," jelasnya.

Ia berharap momen Idulfitri ini menjadi ajang mempererat persaudaraan dan menjaga nilai-nilai spiritual.

"Kita seperti bayi yang baru lahir—suci. Mari kita jaga hati dan silaturahmi agar tetap berada di jalan yang lurus," pesannya.

Meski perayaan Idulfitri berbeda dengan ketetapan pemerintah, warga tiga desa ini tetap menjaga toleransi dan menghormati perbedaan dengan masyarakat sekitar.

Penulis: Qal
Editor: Ramlan Harun

Baca Juga