BI Dorong Pembayaran Non-Tunai dan Kolaborasi Ekonomi di Maluku Utara

Bank Indonesia (BI) Perwakilan Maluku Utara sebelumnya menyediakan uang tunai sebesar Rp1,08 triliun untuk mendukung kebutuhan masyarakat selama Bulan Suci Ramadan hingga Idulfitri 2025.

Kesiapan dana ini juga diiringi dengan langkah BI untuk mendorong transaksi non-tunai melalui QRIS, sebagai upaya menjaga stabilitas ekonomi dan mempercepat digitalisasi sistem pembayaran di daerah tersebut.

Deputi Bidang Pertukaran dan Manajemen Intern Bank Indonesia, Rivo Mandey, menyampaikan bahwa peningkatan kebutuhan uang tersebut merupakan indikator tumbuhnya aktivitas ekonomi di daerah. Dibandingkan tahun sebelumnya, terjadi kenaikan sebesar Rp20 miliar dari kebutuhan Ramadan dan Idulfitri 2024 yang mencapai Rp1,06 triliun.

"Angka ini lahir dari proyeksi kebutuhan perbankan selama Ramadan dan Idulfitri. Ini menunjukkan geliat ekonomi kita terus meningkat," ujar Rivo saat ditemui Halmaherapost.com di ruang kerjanya, Selasa, 15 April 2025.

Rivo menambahkan, peredaran uang tunai dan non-tunai menjadi salah satu tolok ukur pertumbuhan ekonomi daerah. Untuk itu, Bank Indonesia terus mendorong sinergi dan kolaborasi dengan berbagai mitra strategis, termasuk pelaku usaha, kelompok tani, pondok pesantren, dan lembaga lainnya.

Guna mengantisipasi lonjakan transaksi, BI juga memprioritaskan penggunaan metode pembayaran non-tunai melalui sistem QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard). Langkah ini sejalan dengan upaya digitalisasi sistem pembayaran yang lebih efisien, aman, dan cepat.

"BI tidak hanya memastikan ketersediaan uang tunai, tetapi juga mendorong transformasi ekonomi digital, termasuk penggunaan QRIS secara masif di kalangan UMKM dan masyarakat luas," kata Rivo.

Ia menegaskan, pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan di Maluku Utara membutuhkan dukungan semua pihak.

"Inovasi ekonomi penting untuk dijaga dan dikembangkan oleh para mitra kolaborasi agar manfaatnya bisa dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat," tutupnya.