Pendidikan

Dulu Gagal Kuliah Kedokteran, Sekarang Putrinya Sukses Wujudkan Mimpi Tertunda Ayah

Ilustrasi

Pagi itu, di sudut kecil Kepulauan Sula yang dikelilingi laut biru dan desir angin yang tenang, Maya Disty Sangadji (17) tak bisa menyembunyikan senyumnya.

Gadis berseragam putih abu-abu itu baru saja menerima kabar yang selama ini hanya bisa ia simpan sebagai doa dalam setiap sujudnya: ia lulus Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) dan diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Pattimura, Ambon.

Namun, mimpi menjadi dokter bukan hanya ambisi pribadinya. Di balik tekad dan kerja keras Maya, ada cerita yang lebih dalam—mimpi seorang ayah yang tak sempat menjadi nyata.

“Dulu bapak pernah daftar di jurusan kedokteran, tapi tidak lulus,” cerita Maya pelan saat ditemui halmaherapost.com, Kamis, 17 April 2025.

“Saya ingin lanjutkan cita-cita beliau. Sekalian membuktikan, kalau mimpi yang tertunda bukan berarti harus dilupakan,” sambungnya.

Anak ketiga dari empat bersaudara ini memang dikenal pendiam, tapi tekun. Sejak kelas X, Maya sudah punya target untuk masuk PTN lewat jalur prestasi. Ia rajin mengikuti berbagai kegiatan akademik, aktif dalam organisasi, dan selalu masuk jajaran lima besar di sekolahnya, SMA Negeri 1 Kepulauan Sula.

Ketika pengumuman SNBP tiba, Maya sempat ragu membuka laman pengumuman. Tapi begitu namanya tertera di daftar mahasiswa baru Unpatti, ia langsung memeluk ibunya sambil menangis.

“Alhamdulillah, akhirnya bisa bikin orang tua bangga,” ucapnya lirih.

Bukan hanya soal prestasi, Maya juga bersyukur karena jalur SNBP memberinya keringanan dalam hal biaya. Ia menyebutkan hanya perlu membayar Uang Kuliah Tunggal (UKT) sebesar Rp14.500.000, tanpa harus dikenai Iuran Pengembangan Institusi (IPI) seperti jalur lainnya.

“Orang tua sangat terbantu. Bayar UKT saja sudah cukup berat, tapi kami bersyukur. Setidaknya saya bisa kuliah tanpa beban biaya tambahan,” katanya.

Di sekolah, keberhasilan Maya menjadi kebanggaan tersendiri. Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Kepsul, Saida Daeng Hanafi, mengaku bangga dan terharu atas pencapaian para siswa, termasuk Maya.

“Kami selalu mendorong siswa untuk berprestasi dan mengejar mimpi mereka. Maya adalah contoh nyata bahwa mimpi besar bisa diraih dari pelosok negeri,” ungkap Saida.

Ia berharap, kisah Maya bisa menjadi inspirasi bagi siswa lainnya. “Semoga di tahun-tahun mendatang semakin banyak siswa-siswi dari sekolah ini yang bisa tembus jalur SNBP dan kuliah di kampus impian mereka,” tambahnya.

Kini, Maya tengah bersiap untuk berangkat ke Ambon. Tas ransel, buku catatan, dan semangat yang tak pernah padam menjadi bekalnya. Ia tahu, jalan menjadi dokter tidak mudah. Tapi dengan restu orang tua dan mimpi ayah yang ia bawa dalam hati, Maya yakin langkahnya tak akan sia-sia.

“Ini bukan cuma tentang saya. Ini tentang kami—keluarga saya, dan mimpi bapak yang akhirnya saya teruskan,” tutupnya, dengan senyum yang menguatkan harapan.

Penulis: Amco
Editor: Ramlan Harun

Baca Juga