Haji 2025
CJH Halmahera Selatan Divonis Demensia Berat, Kadinkes Koordinasi dengan Provinsi

Seorang calon jemaah haji (CJH) asal Kabupaten Halmahera Selatan, Sahar Habib (75), terancam gagal berangkat haji setelah divonis mengidap demensia berat.
Dinas Kesehatan setempat tengah berkoordinasi dengan Dinkes Provinsi Maluku Utara untuk mencari solusi terkait status kesehatan Sahar yang mempengaruhi kelayakannya sebagai jemaah haji.
Menurut Asia, proses pemeriksaan kesehatan jemaah haji telah dilakukan oleh tim medis yang terdiri dari tenaga kesehatan Dinkes dan dokter dari RSUD Labuha. Pemeriksaan dilakukan sesuai prosedur yang berlaku.
"Dalam pemeriksaan, ada sepuluh pertanyaan yang diajukan kepada yang bersangkutan. Namun, beliau hanya mampu menjawab empat pertanyaan dengan benar," ungkap Asia.
Ia menjelaskan bahwa pertanyaan-pertanyaan tersebut berkaitan dengan kondisi psikologis CJH. Hasil pemeriksaan selanjutnya diunggah ke aplikasi Kementerian Kesehatan sebagai bagian dari proses verifikasi kesehatan jemaah.
“Berdasarkan hasil yang diinput ke aplikasi, sistem memberikan kesimpulan bahwa CJH tersebut mengalami demensia berat,” tambahnya.
Asia mengatakan, tim pemeriksa kesehatan telah dibentuk secara khusus untuk menilai kesiapan para jemaah, yang terdiri dari dokter dan tenaga medis. Selain pemeriksaan psikologis, juga dilakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh.
“Kalau ditemukan indikasi tertentu, barulah CJH tersebut dirujuk ke rumah sakit untuk pemeriksaan lebih lanjut,” jelasnya.
Ia juga menyoroti adanya perbedaan sistem keberangkatan jemaah haji tahun ini dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Kini, data kesehatan harus diinput dan diverifikasi melalui sistem daring milik Kementerian Kesehatan secara detail dan menyeluruh.
“Untuk tahun ini, data kesehatan CJH wajib diinput ke aplikasi Kemenkes dan harus melalui proses verifikasi digital,” katanya.
Meski demikian, Asia menegaskan bahwa Dinkes Halsel tidak menginginkan adanya pengurangan kuota haji akibat hasil pemeriksaan tersebut. Pihaknya saat ini tengah berkoordinasi dengan Dinkes Provinsi Maluku Utara untuk mencari solusi.
“Kami sedang berupaya agar data kesehatan Sahar Habib tetap bisa diterima oleh sistem Kementerian Kesehatan, sehingga beliau tetap bisa diberangkatkan,” ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa hasil dari aplikasi menjadi penentu utama dalam keputusan kelayakan jemaah.
“Karena sistem menunjukkan hasil demensia berat dan otomatis menolak, maka kami terus melakukan koordinasi agar ada pertimbangan lain dari provinsi,” pungkasnya.
Komentar