Pemerintah

Wawali Ternate: Festival Kora-Kora Milik Masyarakat, Kolaborasi Jadi Kunci

Wakil Wali Kota Ternate, Nasri Abubakar saat menghadiri kegiatan Ternate Bacarita yang fokus membahas soal Festival Kora-Kora. Foto: Diskomsandi

Wakil Wali (Wawali) Kota Ternate, Nasri Abubakar, menegaskan bahwa Festival Kora-Kora harus menjadi milik masyarakat dan dikelola secara kolaboratif untuk mendorong pariwisata yang inklusif dan berkelanjutan.

Pernyataan ini disampaikan saat menghadiri kegiatan Ternate Bacarita di Benteng Oranje, Jumat malam, 30 Mei 2025.

Kegiatan diskusi publik tersebut diinisiasi oleh Duta Kreator Indonesia, Generasi Digital Indonesia (Gradasi) Maluku Utara, dan Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Maluku Utara, dengan mengangkat tema "Pesta Rakyat atau Pemerintah? Pengelolaan Pariwisata Berbasis Masyarakat secara Terpadu dan Berkelanjutan – Apa Kabar Pulau Hiri, Moti, dan Batang Dua?"

Nasri menyampaikan apresiasi kepada semua pihak yang terlibat dalam diskusi dan penyelenggaraan acara tersebut. Ia menilai keterlibatan berbagai elemen seperti akademisi, anggota DPRD, komunitas, hingga konten kreator merupakan bentuk nyata kolaborasi dalam membangun Kota Ternate secara bersama-sama.

"Sudah tentu saya, sebagai pemerintah, mendukung penuh. Apalagi malam ini hadir banyak pihak yang peduli dengan pengembangan kota, khususnya sektor pariwisata," ujar Nasri.

Menurutnya, masukan dari berbagai kalangan sangat penting sebagai bahan evaluasi untuk pelaksanaan Festival Kora-Kora ke depan agar lebih terarah dan berdampak luas bagi masyarakat.

"Masukan-masukan malam ini akan menjadi bahan evaluasi. Festival ini perlu dikelola dengan lebih matang agar hasilnya bisa dirasakan masyarakat luas," tambahnya.

Dalam diskusi tersebut, sejumlah pembicara juga menyoroti pelaksanaan Festival Kora-Kora yang dinilai belum sepenuhnya melibatkan semua pihak, khususnya masyarakat di tiga kecamatan terluar: Hiri, Moti, dan Batang Dua. Keterlibatan masyarakat secara langsung dianggap penting agar mereka tidak hanya menjadi penonton, tetapi juga aktor utama dalam pengembangan pariwisata.

Menanggapi hal itu, Nasri menegaskan bahwa seluruh wilayah di Kota Ternate mendapat perhatian yang sama dalam pengembangan pariwisata. Ia mengakui masih ada keterbatasan, terutama dalam aspek infrastruktur.

"Pariwisata itu bukan hanya soal lokasi, tapi juga infrastruktur pendukung lainnya. Kami sadar belum maksimal, apalagi untuk tiga kecamatan terluar, karena keterbatasan fiskal. Tapi ke depan akan terus kami upayakan peningkatannya," tegasnya.

Dalam hal promosi, pemerintah juga berkomitmen untuk melibatkan semua pemangku kepentingan, termasuk para konten kreator yang dinilai sangat efektif dalam menyebarkan informasi dan menarik wisatawan.

"Konten kreator sangat ampuh dalam promosi digital. Kita akan libatkan mereka secara menyeluruh, bersama komunitas-komunitas di Ternate," ujarnya.

Kegiatan Ternate Bacarita menjadi ruang diskusi terbuka antara masyarakat dan pemerintah untuk merumuskan strategi pengembangan pariwisata yang berkelanjutan, inklusif, dan berbasis kearifan lokal.

Penulis: Qal
Editor: Ramlan Harun

Baca Juga