Peristiwa
Anak di Morotai Tertimpa Tiang Beton Proyek WFC, Dilarikan ke RSUD

Seorang anak bernama Afit (10) harus dilarikan ke RSUD Ir. Soekarno, Kabupaten Pulau Morotai, setelah tertimpa tiang pancang beton proyek pembangunan Water Front City (WFC) di Desa Daruba, Kecamatan Morotai Selatan, Rabu pagi, 11 Juni 2025.
Peristiwa nahas tersebut terjadi sekitar pukul 09.00 WIT, saat sejumlah anak sedang mandi di kawasan pantai yang terletak tepat di tepi proyek WFC zona dua. Tiba-tiba, sebuah tiang pancang beton terguling ke laut dan menimpa Afit yang sedang berenang.
Akibat kejadian itu, Afit mengalami luka serius berupa patah tulang dan luka terbuka di bagian perut. Ia segera dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan medis intensif.
Berdasarkan informasi dari warga sekitar, di lokasi proyek terdapat empat batang tiang pancang beton berukuran sekitar 6 meter dengan berat masing-masing diperkirakan mencapai 4 ton. Material berat tersebut telah dibiarkan tergeletak di atas struktur penahan pantai (swering) selama dua tahun terakhir, tanpa pengamanan yang memadai.
Salah satu warga Desa Daruba, Darwin, membenarkan bahwa material proyek tersebut telah lama ditinggalkan begitu saja di lokasi.
“Sudah dua tahun material itu mereka biarkan di situ. Tiba-tiba tiang terguling dan menindih anak itu sampai berdarah semua,” ujar Darwin.
Saksi mata lainnya, Ronal (36), menjelaskan kronologi kejadian. Menurutnya, tiang pancang tersebut terguling dari posisi miring dan langsung menimpa Afit yang saat itu sedang berenang dalam posisi tengkurap.
“Tiang itu jatuh dari atas. Bagian yang tajam langsung menindih bagian belakang tubuh anak itu. Perutnya sampai bocor,” ungkap Ronal.
Ia menambahkan bahwa sekitar 12 orang warga sempat berupaya mengangkat tiang pancang tersebut, namun gagal karena beratnya material. Warga kemudian memanggil bantuan lain untuk mengevakuasi korban.
Saksi lain, Aco (35), yang berada di atas perahu saat kejadian, mengatakan bahwa ia melihat langsung insiden tersebut.
“Saya kaget. Posisi saya di atas perahu. Tiba-tiba tiang pancang jatuh dan menimpa anak itu. Saya langsung teriak minta tolong,” tuturnya.
Menurut Aco, anak-anak tersebut tengah mandi sebagai bagian dari tradisi usai menjalani sunatan. Ia menyesalkan penempatan material proyek yang berada di atas kemiringan swering tanpa sistem pengamanan yang layak.
Warga mendesak agar material proyek yang berisiko membahayakan segera dipindahkan dari lokasi untuk mencegah kejadian serupa.
Hingga berita ini diturunkan, pihak berwenang maupun kontraktor proyek WFC belum memberikan pernyataan resmi terkait insiden tersebut.
Komentar