Pemerintah

Pemkab Morotai Waspada HIV, Mayoritas Penderita Warga Lokal

Kepala Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana Pulau Morotai, Anhar Tufure. Foto: Maulud

Pemerintah Kabupaten Pulau Morotai meningkatkan kewaspadaan terhadap penyebaran virus HIV setelah mencatat total 60 kasus dalam dua tahun terakhir.

Data menunjukkan bahwa mayoritas penderita merupakan warga asli Morotai yang menetap di daerah tersebut.

Kepala Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana (Dinkes-KB) Kabupaten Pulau Morotai, Anhar Tufure, menjelaskan bahwa kasus HIV terbanyak ditemukan pada tahun 2024, yakni sebanyak 44 kasus. Sementara itu, hingga Juni 2025, terdapat tambahan 16 kasus baru.

“Kalau dibandingkan tahun lalu, jumlah kasus tahun ini memang lebih sedikit. Namun, totalnya dalam dua tahun tetap tinggi, mencapai 60 kasus,” kata Anhar saat ditemui di kantornya, baru-baru ini.

Didominasi Warga Asli
Menurut Anhar, hampir seluruh penderita HIV di Morotai merupakan warga lokal, bukan pendatang maupun warga yang sempat tinggal di luar daerah.

“Mereka bukan pendatang, dan juga bukan orang yang pergi merantau lalu kembali. Mereka memang warga asli yang tinggal tetap di Morotai,” tegasnya.

Sumber Penularan Belum Diketahui
Meskipun data kasus telah dikumpulkan, pihak Dinas Kesehatan belum bisa memastikan di mana penularan virus terjadi. Penelusuran lebih lanjut masih dilakukan untuk mengetahui apakah penularan terjadi di dalam wilayah Morotai atau berasal dari luar.

“Kami belum tahu pasti apakah para penderita tertular akibat pergaulan dengan orang dari luar Morotai atau karena faktor lain. Ini masih kami selidiki,” jelasnya.

Upaya Pemerintah Daerah
Sebagai langkah pencegahan, Dinkes-KB Pulau Morotai terus mendorong masyarakat untuk melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin, terutama bagi kelompok berisiko. Selain itu, pendampingan juga diberikan kepada penderita agar mendapatkan pengobatan dan dukungan psikososial secara berkelanjutan.

“Kami selalu anjurkan untuk rutin memeriksakan diri, terutama mereka yang merasa berisiko. Pemeriksaan bisa dilakukan secara gratis di puskesmas maupun rumah sakit,” ujar Anhar.

Pemerintah daerah juga berkomitmen memperkuat edukasi kepada masyarakat tentang bahaya HIV/AIDS, cara penularan, serta pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat sebagai bagian dari pencegahan.

Penulis: Maulud Rasai
Editor: Ramlan Harun

Baca Juga