Cendekia

Strategi Komprehensif Bunda PAUD dalam Mewujudkan Pendidikan Berkualitas di Maluku Utara

Hj. Rusni Sarbin, Bunda PAUD Provinsi Maluku Utara. Foto: Ist

                                    Oleh : Hj. Rusni Sarbin                             (Bunda PAUD Provinsi Maluku Utara)

=====================================

Bunda PAUD Provinsi Maluku Utara memegang peran strategis sebagai katalisator dalam pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang berkualitas di seluruh wilayah kepulauan. Tugas utama Bunda PAUD meliputi advokasi kebijakan, koordinasi antar lembaga, serta pembinaan dan pengembangan kapasitas sumber daya manusia di bidang PAUD.

Dalam menjalankan fungsinya, Bunda PAUD Provinsi Maluku Utara bertanggung jawab membentuk dan mengkoordinasikan Kelompok Kerja (Pokja) Bunda PAUD di tingkat kabupaten dan kota, yang menjadi ujung tombak implementasi program-program strategis pengembangan PAUD di daerah.

Data terbaru menunjukkan dari 1.209 desa yang tersebar di 10 kabupaten/kota di Maluku Utara, baru 132 desa memiliki layanan PAUD, sementara 177 desa lainnya belum memiliki akses pendidikan anak usia dini. Kesenjangan ini menggambarkan tantangan besar dalam mewujudkan pemerataan akses PAUD yang berkualitas di seluruh wilayah.

Kondisi geografis kepulauan, yang terdiri dari banyak pulau terpisah, menambah kompleksitas dalam penyediaan layanan PAUD yang merata. Oleh karena itu, pembentukan Pokja Bunda PAUD di setiap kabupaten/kota menjadi strategi fundamental untuk mengoptimalkan koordinasi dan sinergi antar pemangku kepentingan. Pokja ini berperan sebagai wadah kolaborasi antara pemerintah daerah, masyarakat, dunia usaha, dan organisasi kemasyarakatan dalam mengembangkan PAUD yang responsif terhadap kebutuhan lokal.

Keterbatasan infrastruktur transportasi, komunikasi, dan tenaga pendidik berkualitas menjadi penghambat utama dalam perluasan akses PAUD di daerah terpencil. Sebagian besar dari 177 desa yang belum memiliki layanan PAUD berada di wilayah dengan aksesibilitas terbatas.

Untuk mengatasi tantangan ini, pendekatan berbasis komunitas dan pemanfaatan kearifan lokal sangat penting. Keberagaman budaya dan bahasa daerah di Maluku Utara juga harus menjadi pertimbangan dalam pengembangan kurikulum dan metode pembelajaran PAUD. Setiap daerah memiliki karakteristik budaya yang unik yang dapat menjadi kekuatan dalam membangun PAUD yang kontekstual dan bermakna bagi anak-anak.

PAUD Maluku Utara telah merancang program kerja berdasarkan profil kebutuhan wilayah dengan mempertimbangkan aspek strategis yang diidentifikasi. Program ini dilaksanakan bertahap dengan jadwal terencana agar pencapaian target optimal.

Salah satu prioritas utama adalah perluasan akses PAUD melalui implementasi kebijakan Wajib Belajar 13 Tahun, yang mencakup 1 tahun PAUD pra-sekolah. Kegiatan utama meliputi advokasi kepada pemerintah daerah agar kebijakan ini terintegrasi dalam RPJM daerah serta sosialisasi intensif kepada kabupaten/kota agar kebijakan tersebut menjadi bagian dari perencanaan pembangunan.

Selain itu, kampanye publik melalui media lokal dan kegiatan masyarakat ditujukan untuk meningkatkan kesadaran orang tua tentang pentingnya pendidikan pra-sekolah. Bunda PAUD Kabupaten/Kota didorong untuk menggerakkan kampanye dengan target minimal 80% anak usia 5-6 tahun terlayani PAUD.

Program peningkatan mutu PAUD menjadi prioritas kedua, dengan fokus pada pelatihan penguatan kompetensi guru PAUD. Targetnya adalah 80% guru mengikuti minimal satu pelatihan yang mencakup aspek perkembangan anak, metodologi pembelajaran aktif, dan penggunaan media inovatif. Pelatihan juga mencakup konsep PAUD Holistik Integratif yang menggabungkan pendidikan, kesehatan, gizi, dan perlindungan anak.

Program tata kelola PAUD menekankan kolaborasi dengan Himpaudi, IGTKI, IGRA, dan Pokja Bunda PAUD dalam pendataan anak usia dini yang belum terlayani. Tim kerja secara berkala memperbarui data anak dan kondisi PAUD di Maluku Utara. Data ini menjadi dasar perencanaan program dan alokasi sumber daya yang efektif.

Kebijakan Wajib Belajar 1 Tahun Prasekolah adalah terobosan strategis yang menjamin pendidikan dasar berkualitas bagi anak usia 5-6 tahun. Pelaksanaan kebijakan ini di Maluku Utara disesuaikan dengan kondisi geografis dan sosial budaya masyarakat setempat.

Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat (KAIH) juga diintegrasikan untuk membentuk karakter anak tangguh dan berdaya saing global, meliputi kebiasaan bangun pagi, beribadah, berolahraga, makan sehat, gemar belajar, bermasyarakat, dan tidur cepat. Pendekatan kontekstual dengan budaya lokal membuat gerakan ini lebih mudah diterima.

PAUD Holistik Integratif (PAUD HI) merupakan model layanan yang mengintegrasikan aspek pendidikan, kesehatan, gizi, perlindungan, dan pengasuhan secara komprehensif. Model ini sangat relevan mengingat tantangan keterbatasan akses layanan kesehatan dan gizi di daerah terpencil Maluku Utara.

Selain itu, PAUD Ramah Anak mengutamakan kepentingan terbaik anak dengan menciptakan lingkungan aman, nyaman, dan mendukung perkembangan optimal. Aspek keamanan fisik, psikologis, dan sosial dijaga agar anak merasa terlindungi dan dapat belajar dengan baik.

Pengembangan PAUD berbasis pendidikan budaya menjadi pendekatan penting di Maluku Utara. Keanekaragaman bahasa, tradisi, dan kesenian daerah menjadi sumber pembelajaran yang otentik dan bermakna, sekaligus membentuk identitas dan karakter anak.

Tenaga pendidik dipersiapkan untuk memahami dan mengintegrasikan budaya lokal dalam kurikulum melalui pelatihan dan kerja sama dengan tokoh budaya serta seniman daerah.

Pengembangan mutu pendidikan PAUD menjadi fokus utama melalui standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga pendidik, sarana prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian. Monitoring dan evaluasi dilakukan secara berkala untuk memastikan pencapaian standar mutu.

Kolaborasi antara pemerintah provinsi, kabupaten/kota, pemerintah desa, serta organisasi kemasyarakatan seperti Himpaudi, IGTKI, dan IGRA sangat penting dalam mendukung pelaksanaan program PAUD.

Pengembangan PAUD di Maluku Utara merupakan investasi strategis jangka panjang yang menentukan kualitas sumber daya manusia masa depan. Dengan tantangan geografis dan sosial budaya yang kompleks, strategi komprehensif Bunda PAUD yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan menjadi kunci keberhasilan.

Melalui perluasan akses, peningkatan mutu, tata kelola yang baik, serta integrasi aspek holistik dan budaya lokal, diharapkan PAUD di Maluku Utara dapat terwujud secara merata dan berkualitas. Kesuksesan ini akan memberikan kontribusi signifikan pada pencapaian visi Indonesia Emas 2045 melalui pembangunan generasi emas yang cerdas, sehat, dan berkarakter.

Penulis:

Baca Juga