Pendidikan

Plt Kepala SMA Halmahera Selatan Ditolak, Guru Diduga Terlibat

Ilustrasi

Penolakan terhadap Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Sekolah SMA Negeri 20 Halmahera Selatan memicu kegaduhan di lingkungan sekolah.

Aksi tersebut terjadi pada Jumat, 17 Oktober 2025, dan diduga melibatkan dua oknum guru, satunya berstatus ASN dan satu lainnya PPPK.

Keduanya disebut-sebut sebagai aktor utama di balik mobilisasi penolakan terhadap Rusmini Hasan, yang ditunjuk sebagai Plt Kepala Sekolah menggantikan pejabat sebelumnya.

Berdasarkan informasi yang dihimpun redaksi, aksi penolakan yang berlangsung di sekolah tersebut bukan murni aspirasi siswa. Sumber internal menyebutkan, penolakan merupakan hasil provokasi dua guru yang memiliki kedekatan dengan mantan kepala sekolah.

Seorang tenaga pendidik yang meminta identitasnya dirahasiakan mengatakan, kedua guru tersebut secara aktif mengajak siswa dan guru honorer untuk menolak kepemimpinan Rusmini Hasan. Alasan yang disampaikan kepada siswa, yakni proses pergantian kepala sekolah dilakukan tanpa musyawarah atau pertimbangan dari pihak sekolah.

“Ada upaya memengaruhi siswa agar menolak kepala sekolah baru, padahal pengangkatan Plt sudah melalui mekanisme resmi Dinas Pendidikan Provinsi Maluku Utara dan ditandatangani langsung oleh Gubernur Sherly Laos,” ungkap sumber tersebut.

Tak hanya itu, salah satu guru berstatus PPPK juga diduga melakukan intimidasi terhadap siswa. Ancaman nilai akademik disebut menjadi alat untuk memaksa siswa mengikuti aksi.

“Torang dapa ancam dari guru, kalau torang tara iko aksi maka dapa nilai merah,” ujar salah satu siswa kepada wartawan.

Menanggapi situasi tersebut, Plt Kepala Sekolah Rusmini Hasan, S.Pd., menyayangkan sikap oknum guru yang dinilainya tidak profesional dan bertentangan dengan semangat pendidikan.

“Sekolah seharusnya menjadi tempat membentuk karakter dan memberikan keteladanan, bukan dijadikan arena konflik kepentingan. Kami akan tetap fokus membenahi manajemen sekolah dan meningkatkan mutu pembelajaran,” tegasnya.

Di tengah memanasnya situasi, sikap Komite Sekolah yang diketuai Ali Rajab Nurlet, ASN di Kantor Camat Bacan Barat juga menjadi sorotan. Awalnya berperan sebagai penengah, komite justru belakangan dianggap condong mendukung kelompok guru yang menolak kehadiran Rusmini Hasan.

Hingga berita ini diturunkan, Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Maluku Utara masih melakukan penelusuran dan klarifikasi atas semua pihak yang terlibat dalam penolakan tersebut.

Jika terbukti melanggar aturan, kedua guru terancam sanksi disiplin berat sesuai ketentuan ASN dan PPPK, karena dinilai telah melanggar kode etik serta mengganggu stabilitas penyelenggaraan pendidikan.

Menanggapi tuduhan tersebut, salah satu guru membantah keterlibatannya dalam aksi provokasi. Ia menyebut bahwa penolakan terhadap Plt Kepala Sekolah adalah murni aspirasi masyarakat, bukan rekayasa guru.

“Saya hanya mempertanyakan proses penunjukan Plt Kepala Sekolah. Apakah sudah sesuai dengan regulasi, khususnya Kepdirjen Guru dan Tenaga Kependidikan? Karena yang bersangkutan belum memiliki STTPP Calon Kepala Sekolah dan juga belum memiliki sertifikat pendidik (serdik), karena masih dalam proses pendidikan. Informasi ini bisa dicek melalui laman resmi Kemendikdasmen,” ujarnya saat dikonfirmasi media, Sabtu, 18 Oktober 2025.

Terkait tudingan menghasut siswa, ia menyebut hal itu tidak berdasar. Menurutnya, pihak sekolah hanya mengikuti arahan masyarakat yang meminta guru keluar dari ruang rapat.

“Kami tidak menghasut. Justru setelah diminta keluar, kami langsung meninggalkan ruangan. Tuduhan intimidasi siswa itu tidak benar,” katanya.

Ia juga menyesalkan pernyataan Kepala Cabang Dinas Pendidikan yang dinilai memicu ketegangan.

“Pernyataan Kacab yang menyebut ‘suka tidak suka, Plt tetap Rusmini Hasan’ disampaikan secara sepihak. Komite yang merupakan mitra masyarakat akhirnya meminta semua pihak meninggalkan ruangan sebagai bentuk penolakan,” jelasnya.

Ia menegaskan bahwa isu ancaman nilai merah terhadap siswa tidak berdasar.

“Kami tidak pernah mengancam siswa. Justru kami selalu mengingatkan mereka agar fokus belajar sebagai tugas utama mereka sebagai peserta didik,” pungkasnya.

Penulis: Din
Editor: Ramlan Harun

Baca Juga