Inspirasi
Langkah Kecil tapi Pasti: Kisah Nurjaya Ibrahim Memastikan BPJS untuk Semua Pekerja
Di teras rumah sederhana yang berdiri di tengah padatnya permukiman Kelurahan Ubo-Ubo, Kota Ternate Selatan, tawa Nurjaya Ibrahim terdengar jelas di antara suara motor dan mobil yang lalu-lalang sore itu. Di balik tawa ceria itu, tersimpan tekad seorang perempuan untuk memastikan hak pekerja di kotanya terpenuhi.
Nurjaya, anggota DPRD Kota Ternate dari Dapil II Ternate Selatan–Moti, menerima beberapa wartawan di meja bundar empat kursi, menjelang Magrib, Kamis, 30 Oktober 2025.
Dengan gaya ceplas-ceplosnya, ia menceritakan pengalamannya turun langsung ke lapangan, menelusuri toko-toko dan tempat kerja demi memastikan pekerja kecil terlindungi.
“Penting sekali BPJS Ketenagakerjaan itu,” katanya lantang, sesekali menatap kami dengan tajam. “Saya berharap 30 anggota DPRD Kota Ternate seharusnya juga ikut mendaftar BPJS. Dengan iuran sekitar dua ratus ribu rupiah saja, kita sudah bisa menjamin risiko kerja, kecelakaan, kematian, bahkan hari tua,” ujarnya sambil tertawa lepas.
Nurjaya bukan hanya wakil rakyat. Ia juga seorang pengusaha bawang, pekerjaan yang membuatnya akrab dengan para pekerja kecil dan pedagang pasar. Dari pengalaman itu, ia memahami bahwa kerja keras sering tidak sebanding dengan perlindungan yang diterima.
“Beberapa waktu lalu saya turun sidak setelah menerima laporan masyarakat dan pekerja. Ada toko-toko yang belum mendaftarkan karyawannya di BPJS. Ini harus dibenahi. Pekerja itu bagian dari keuntungan mereka, masa tidak ada timbal baliknya?” ujarnya sambil menatap kami seolah mencari persetujuan.
Bukan Sekadar Jabatan
Bagi sebagian orang, gerakan Nurjaya mungkin tampak seperti pencitraan politik. Namun bagi perempuan yang dikenal vokal memperjuangkan hak-hak pekerja ini, menjadi wakil rakyat adalah tanggung jawab moral.
“Saya sering dihujat, bahkan di internal DPRD sendiri, atas gerakan yang saya lakukan. Tapi kalau itu untuk kepentingan masyarakat, saya akan tetap teguh,” katanya dengan nada tegas namun ramah.
Ia menekankan bahwa semua pekerja berhak mendapatkan perlindungan yang sama. “Saya tidak mau melihat pekerja dibeda-bedakan. Semua punya hak yang sama untuk dilindungi,” ujar Nurjaya.
Sidak dan Temuan Pelanggaran
Di depan rumahnya, sebuah mobil Avanza putih terparkir. Dari kendaraan itu, Nurjaya menelusuri berbagai titik konstituennya. Kadang ia menyetir sendiri, kadang diantar suaminya. Setiap perjalanan dicatat, setiap pelanggaran didokumentasikan.
“Dari hasil temuan saya, ada sekitar 30 toko di Ternate yang belum mendaftarkan pekerjanya ke BPJS. Sementara yang sudah ditindaklanjuti Dinas Tenaga Kerja melalui mediasi baru satu, yaitu Toko Aneka Raya. Dari 30 pekerja di sana, baru lima yang terdaftar. Sisanya akan menyusul hingga Desember 2025,” ujarnya.
Erwin Iswanto, Kepala Bidang Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan Kota Ternate, membenarkan laporan Nurjaya. “Hasil temuan telah ditindaklanjuti lewat mediasi pada 23 Oktober 2025. Kami berkomitmen memastikan seluruh hak pekerja terpenuhi,” jelasnya.

Pendaftaran BPJS dilakukan bertahap karena sebagian toko masih usaha kecil. “Lima pekerja sudah terdaftar, dan 15 lainnya akan menyusul: lima di Oktober, lima di November, dan lima lagi di Desember. Kalau tidak diindahkan, kami siap membawa kasus ini ke ranah hukum,” tegas Erwin.
Selain itu, Erwin dan timnya juga aktif melakukan sosialisasi di lingkungan tempat tinggal mereka di Kelurahan Togafo. “Kami ingin semua pekerja merasa aman ketika bekerja. Ini bagian dari tanggung jawab sosial,” tambahnya.
Komitmen untuk Pekerja Rentan
Nurjaya menutup perbincangan sore itu dengan senyum hangat. “Ada program Pak Wali Kota tentang Pekerja Rentan di Ternate, itu juga bagian dari kepedulian agar masyarakat terlindungi saat bekerja. Saya hanya ingin semua pekerja, sekecil apa pun mereka, tidak merasa sendirian,” ujarnya.
Sore kian meredup di Ubo-Ubo. Lantunan ayat suci Al-Qur’an terdengar dari pengeras suara, menandai waktu Magrib. Nurjaya beranjak ke dalam rumah, meninggalkan kesan seorang perempuan yang tidak hanya berbicara tentang keadilan sosial, tetapi benar-benar menapaki jalannya—dengan langkah kecil, tapi pasti.









Komentar