1. Beranda
  2. Headline
  3. Kabar

Kuota Haji Halmahera Selatan 2026 Turun Drastis, Hanya Satu Jamaah Siap Berangkat

Oleh ,

Kuota haji Kabupaten Halmahera Selatan (Halsel), Maluku Utara, untuk tahun 2026 mengalami penurunan yang sangat signifikan. Setelah pada tahun 2025 kuota haji Halsel berjumlah 180 jamaah, pada tahun 2026 kuota yang diberikan hanya tujuh orang. Dari tujuh jamaah yang tercatat, hanya satu yang memenuhi persyaratan untuk berangkat.

Penurunan kuota ini terjadi setelah adanya pembagian kuota haji secara nasional. Tidak hanya Halmahera Selatan, Provinsi Maluku Utara juga mengalami pengurangan yang cukup besar. Jika pada tahun-tahun sebelumnya kuota haji Maluku Utara bisa mencapai lebih dari 1.000 jamaah, pada 2026 kuota tersebut turun menjadi hanya 785 jamaah, termasuk di antaranya empat petugas haji dan 39 jamaah lanjut usia (lansia) yang diprioritaskan.

Kepala Seksi Haji dan Umrah Kementerian Agama (Kemenag) Halmahera Selatan, Jauhari S. Tawarib, menjelaskan bahwa perubahan ini mempengaruhi seluruh kabupaten/kota di Maluku Utara, termasuk Halmahera Selatan.

“Tahun ini, Halmahera Selatan hanya mendapatkan jatah tujuh kuota reguler. Sebelumnya, kuota haji untuk Maluku Utara bisa mencapai 198 jamaah, namun pada 2026 hanya mendapat 785 jamaah,” kata Jauhari saat ditemui di ruang kerjanya, Senin, 24 November 2025.

Dari tujuh calon jamaah yang tercatat di sistem, tiga jamaah telah meninggal dunia, dua jamaah mengalami masalah kesehatan, dan satu jamaah terkendala pelunasan biaya. Oleh karena itu, hanya satu jamaah yang memenuhi semua persyaratan dan siap untuk berangkat.

“Dari tujuh nama yang terdaftar, kondisi kesehatan, pelunasan biaya, dan bahkan wafatnya beberapa jamaah membuat hanya satu jamaah yang bisa berangkat. Kami terus berupaya mencari solusi agar kuota yang kosong dapat terisi,” ujar Jauhari.

Pihak Kemenag Halmahera Selatan pun sudah melakukan koordinasi dengan pemerintah provinsi Maluku Utara dan Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan untuk mencari solusi terbaik.

“Kami sudah melaporkan situasi ini kepada pemerintah provinsi dan Bupati Halmahera Selatan. Kami juga telah mengadakan rapat dengan bendahara untuk membahas langkah-langkah pengisian kuota yang belum terisi,” jelasnya.

Salah satu tantangan besar yang dihadapi tahun ini adalah perubahan dalam sistem pendaftaran haji. Sistem SISKOHAT (Sistem Komputerisasi Haji Terpadu) yang terhubung langsung dengan sistem haji internasional milik Arab Saudi, membuat perubahan data jamaah harus melewati verifikasi lintas negara. Hal ini menyebabkan penggantian jamaah yang meninggal atau berhalangan berangkat tidak dapat dilakukan secara otomatis seperti sebelumnya.

“Proses penggantian jamaah yang meninggal atau berhalangan berangkat kini harus melalui verifikasi data lintas negara, yang tentunya memerlukan waktu lebih lama. Kami berharap masyarakat dapat memaklumi situasi ini,” tambah Jauhari.

Dengan berbagai kendala yang ada, baik terkait pengurangan kuota maupun masalah teknis dalam sistem SISKOHAT, masyarakat Halmahera Selatan yang telah menunggu kesempatan untuk berangkat ke Tanah Suci diharapkan dapat bersabar. Jauhari mengimbau agar jamaah yang terdaftar tetap mempersiapkan diri dengan baik, baik secara administrasi maupun kesehatan, agar dapat memenuhi semua persyaratan yang ditetapkan oleh penyelenggara haji.

“Kami akan terus berupaya mencari solusi terbaik agar kuota yang tersisa bisa terisi. Namun, kami juga meminta pengertian masyarakat, karena perubahan sistem ini membuat proses administrasi haji menjadi lebih rumit,” tutup Jauhari.

Meskipun hanya satu jamaah yang siap berangkat pada tahun 2026, pihak Kemenag Halmahera Selatan berkomitmen untuk terus berkoordinasi dengan pihak terkait untuk memastikan setiap jamaah yang memenuhi syarat dapat berangkat pada kesempatan berikutnya.

Berita Lainnya