Aspirasi
Warga Hiri Tumpah Curhat ke Gubernur Sherly soal Jalan Putus hingga Dokter Absen
Ratusan warga Kecamatan Pulau Hiri, Kota Ternate, tumpah ruah menyambut kedatangan Gubernur Maluku Utara, Sherly Laos, dalam kunjungan kerjanya pada Sabtu, 23 November 2025.
Gubernur perempuan pertama Maluku Utara itu kembali menggelar dialog terbuka—format yang telah menjadi ciri khasnya—dan langsung dimanfaatkan warga untuk menyampaikan berbagai persoalan yang mereka alami.
Suasana berlangsung akrab, tetapi penuh harapan. Warga dari enam kelurahan mengungkapkan sejumlah masalah mendesak, mulai dari akses jalan utama yang putus akibat banjir bandang Juni 2024, rumah-rumah yang rusak karena puting beliung di Dorariisa, Togolobe, dan Faudu, hingga kerusakan talud penahan ombak sepanjang kurang lebih seribu meter di Dorariisa dan Tafure.
Mereka juga mengeluhkan kondisi Masjid Dorariisa yang semakin rapuh karena seng dan plafonnya lapuk. Di sektor kesehatan, warga mempersoalkan dokter yang tidak stand by di Puskesmas Faudu serta pagar puskesmas yang dinilai tidak layak untuk fasilitas layanan dasar.
Selain itu, nelayan setempat meminta penyediaan rumpon dan kapal agar aktivitas menangkap ikan bisa lebih optimal. Para petani berharap adanya pembangunan jalan tani untuk memudahkan akses lahan. Ada pula aspirasi agar SMAS Mafakati segera dinegerikan, serta masukan terkait pengembangan wisata selam yang diharapkan tidak hanya mendatangkan wisatawan, tetapi juga memberi manfaat nyata bagi masyarakat lokal.
Menanggapi curhatan warga, Gubernur Sherly menjawab satu per satu tanpa menghindar. Ia menegaskan bahwa SMAS Mafakati akan segera diproses penegeriannya, pernyataan yang langsung disambut riuh tepuk tangan.
Untuk kebutuhan nelayan, Sherly mengabulkan pengadaan satu unit rumpon untuk setiap kelurahan di Pulau Hiri. Ia juga memastikan pemberian satu kapal 3 GT untuk membantu armada nelayan.
“Rumpon diberikan tahun ini. Camat yang mengoordinasikan sampai barang diterima dan benar-benar dimanfaatkan. Pajeko belum bisa, tetapi kapal 3 GT kita siapkan,” ujarnya.
Untuk kerusakan talud, jalan putus, dan sejumlah infrastruktur lainnya, Sherly menginstruksikan dinas teknis turun langsung melakukan inventarisasi di lapangan. Menurutnya, beberapa kerusakan yang membutuhkan biaya besar akan diusulkan ke kementerian. Ia juga menekankan pentingnya koordinasi dengan Pemerintah Kota Ternate karena sebagian kewenangan pelayanan dasar di Pulau Hiri berada pada Pemkot.
Dalam dialog itu, Sherly juga menyatakan dukungan pada rencana pengembangan wisata selam Pulau Hiri, namun dengan penegasan bahwa pengelolaan harus menguntungkan masyarakat setempat.
“Jika tokoh adat dan warga sepakat, kita dorong. Tetapi harus berpihak kepada warga Hiri sendiri,” tegasnya.
Kedatangan Gubernur Sherly tidak hanya menjadi ajang mendengar keluhan warga, tetapi juga memberikan kepastian tindak lanjut terhadap beberapa masalah yang selama ini terabaikan. Warga berharap kunjungan ini menjadi titik awal percepatan pembangunan Pulau Hiri, yang selama bertahun-tahun merasa kurang diperhatikan.
Dengan respons cepat dan dialog terbuka tersebut, Sherly meninggalkan kesan kuat: Hiri tidak akan lagi berdiri di pinggir pembangunan, melainkan menjadi bagian dari agenda prioritas yang lebih manusiawi dan merata.