Akses Morodadi–SP3 Memburuk, Bupati Morotai Minta Jalan Dibangun
Bupati Kabupaten Pulau Morotai, Rusli Sibua, melakukan peninjauan langsung ke Desa Morodadi, Kecamatan Morotai Selatan, dengan menyusuri lorong-lorong desa hingga jalan penghubung menuju Dusun SP3, Rabu, 3 Desember 2025.
Peninjauan ini dilakukan menyusul semakin buruknya akses Morodadi–SP3 yang dikeluhkan warga.
Dalam kunjungan tersebut, Bupati tampak serius mengamati kondisi ruas jalan yang hingga kini belum dihotmix, terutama jalur utama yang menjadi satu-satunya akses bagi warga SP3 menuju desa induk Morodadi. Kondisi jalan tampak menyempit dan ditumbuhi semak belukar di kanan kiri, sehingga memperlambat mobilitas warga.
Setibanya di sebuah jembatan yang menghubungkan kedua wilayah, Rusli menghentikan perjalanan untuk meninjau lebih dekat kondisi jalan. Ia kemudian mempertanyakan jarak tempuh yang masih tersisa serta hambatan yang menyebabkan pembangunan jalan belum terlaksana.
“Jalan ini arah ke SP3 masih jauh? Berapa jauh lagi dari titik kita saat ini? Apa kendalanya?” tanya Bupati kepada para pejabat yang mendampingi peninjauan.
Rusli menegaskan, ia mendorong agar akses Morodadi–SP3 segera dibangun dan dihotmix demi mempermudah mobilisasi warga, terutama pelayanan administrasi ke kantor desa. Namun ia juga mengakui adanya tantangan penganggaran akibat proyeksi APBD Morotai tahun 2026 yang mengalami penurunan.
“Supaya urusan warga SP3 ke kantor Desa Morodadi bisa lebih mudah dan dekat,” tegasnya.
Dalam kesempatan itu, Bupati memanggil Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Morotai, Fahmi Usman, untuk memastikan apakah ruas jalan tersebut sudah masuk dalam perencanaan 2026.
Fahmi menjawab bahwa jalan lingkungan di SP1 (Morodadi) serta jalan penghubung Morodadi–SP3 telah diusulkan dalam perencanaan pembangunan tahun 2026 melalui program Instruksi Presiden.
“Ini sudah masuk dalam perencanaan tahun 2026 yang sudah kita usulkan. Insya Allah dapat terakomodir,” ujar Fahmi.
Ia menambahkan bahwa urgensi pembangunan jalan ini sangat tinggi karena akses masyarakat dalam mengurus keperluan di kantor desa maupun mengangkut hasil pertanian masih sangat terhambat akibat kondisi jalan yang jauh dan memakan waktu tempuh panjang.
“SP3 ini masuk wilayah Desa Morodadi. Ketika masyarakat hendak mengurus sesuatu di kantor desa, aksesnya sangat sulit. Jalan alternatif sebelumnya terlalu jauh dan membutuhkan waktu lama,” jelasnya.
Peninjauan tersebut menjadi tanda komitmen Pemerintah Kabupaten Pulau Morotai untuk terus memperbaiki akses transportasi desa-desa terpencil, meski menghadapi keterbatasan anggaran pada tahun mendatang.










Komentar