Parlemen
Dr. Graal Gaungkan Gerakan Cintai Pangan Lokal di Maluku Utara
Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Daerah Pemilihan Provinsi Maluku Utara, Dr. R. Graal Taliawo, S.Sos., M.Si., menggaungkan kembali pentingnya mencintai dan mengonsumsi pangan lokal sebagai upaya memperkuat kemandirian serta ketahanan pangan masyarakat.
Gagasan tersebut diwujudkan melalui kegiatan distribusi paket pangan lokal yang dilaksanakan di Kota Ternate, Sabtu, 13 Desember 2025.
Dalam kegiatan perdana ini, Dr. Graal menyalurkan sebanyak lima puluh lima (55) paket pangan lokal Maluku Utara kepada warga yang terdata dalam Data Tunggal Sosial dan Ekonomi Nasional (DTSEN).
Paket pangan lokal yang dibagikan berisi berbagai bahan pangan khas Maluku Utara, di antaranya pisang mulu bebe, kasbi, batatas, ikan, serta sagu lempeng.
Berangkat dari Keresahan
Dr. Graal menjelaskan, kegiatan tersebut berawal dari kegelisahannya melihat semakin berkurangnya konsumsi pangan lokal di tengah masyarakat.
“Hari-hari ini rasanya banyak dari kitong semakin menjauh dari kitong pe pangan lokal. Konsumsi warga mulai beralih pada pangan tertentu yang notabene harus impor dari luar Maluku Utara,” ungkapnya.
Menurutnya, ketergantungan terhadap pangan dari luar daerah berpotensi menimbulkan kerentanan, terutama bagi wilayah kepulauan seperti Maluku Utara yang memiliki tantangan distribusi dan transportasi.
“Kalau kita mandiri pangan, pengeluaran masyarakat lebih terjangkau dan tidak tergantung pada pasokan dari luar. Saat rantai pasok terganggu, warga dan daerah tidak perlu waswas,” jelasnya.
Pangan Lokal sebagai Warisan Daerah
Dr. Graal menegaskan bahwa pangan lokal telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Maluku Utara sejak dahulu.
“Sejak kita pe tua-tua dulu dan waktu saya kecil, kitong sehari-hari makan pangan lokal. Kenyang dengan pangan lokal. Menu berganti tiap hari, seperti pisang santang, kasbi rebus, pisang rebus, dan lainnya. Sehat juga, gizinya tinggi,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa pangan lokal merupakan kekayaan daerah yang tersedia melimpah.

“Pangan lokal ini adalah kekayaan Maluku Utara yang terberi begitu lebe-lebe. Di setiap daerah pasti ada yang batanam ini,” katanya.
Melalui Gerakan Cintai Pangan Lokal, Dr. Graal berupaya membangkitkan kembali semangat masyarakat untuk menanam dan mengonsumsi pangan lokal.
“Dong yang batanam bisa dapa manfaat ekonomi; dong yang konsumsi bisa dapa manfaat gizi. Ujungnya, daerah dan warga bisa swasembada pangan dan memiliki ketahanan pangan yang tangguh,” tegasnya.
Menurut lulusan doktoral Ilmu Politik Universitas Indonesia ini, upaya pelestarian pangan lokal menjadi semakin mendesak di tengah maraknya alih fungsi lahan yang terjadi di Maluku Utara.
Respons Positif Warga
Kegiatan ini menjadi pilot project sekaligus uji coba untuk melihat respons masyarakat. Warga penerima manfaat tampak antusias dan sumringah saat menerima paket pangan lokal.
Seorang ibu penerima manfaat mengaku senang dengan adanya kegiatan tersebut.
“Saya sangat senang dapat beragam pangan lokal ini. Baru kali ini ada kegiatan seperti ini. Kita tahu harga pisang mulu bebe di pasar mahal. Kitong mau konsumsi tapi ada pikir dua kali kalau mau beli,” tuturnya.
Warga lainnya berharap kegiatan serupa dapat dilakukan secara rutin.
“Yang bagini boleh. Sehat dan bergizi. Kalau bisa kegiatan ini rutin, tiap bulan bagitu. Digoreng atau direbus pe sadap. Ikan dan sagu pakai sambal dabu-dabu,” katanya.
Dorong Jadi Program Nasional
Melihat tingginya antusiasme warga, Dr. Graal berencana mendorong Gerakan Cintai Pangan Lokal agar dapat diadopsi sebagai program yang lebih luas.
“Saya melihat respons warga sangat positif. Dong mau kalau bisa kegiatan ini rutin sebulan sekali. Berkaca dari kegiatan perdana ini, saya akan mencoba mengusulkan Gerakan Cintai Pangan Lokal ke Pemerintah Pusat agar menjadi program nasional, khususnya bagi daerah-daerah yang kaya akan pangan lokal,” pungkasnya.








Komentar