Akses Kebun Sulit, Petani Wayabula Morotai Masih Menunggu Jalan Tani

Salah satu akses jalan menuju ke kebun warga di Desa Wayabula, Kecamatan Morotai Selatan Barat, Pulau Morotai. Foto: Ris

Petani di Desa Wayabula, Kabupaten Pulau Morotai, masih kesulitan mengangkut hasil kebun karena jalan tani yang menjadi kebutuhan utama mereka hingga kini belum dibangun oleh pemerintah.

Kaur Pemerintahan Desa Wayabula, Mohtar, mengatakan kondisi ini telah berlangsung bertahun-tahun tanpa kepastian. Banyak warga terpaksa membuka akses jalan secara swadaya, namun pembangunan resmi dari pemerintah belum terealisasi.

“Sampai sekarang belum ada satu pun jalan tani yang dibangun. Padahal lahan dan kebun warga sudah dibuka, tetapi tanpa jalan yang layak, kami kesulitan mengangkut hasil tani,” ungkap Mohtar kepada halmaherapost.com, Senin, 29 Desember 2025.

Ia mencontohkan kondisi akses menuju Lolaro, yang menghubungkan lokasi bekas perusahaan kayu. Jalan yang tidak pernah diperhatikan itu kini rusak, tergerus banjir, dan semakin membahayakan para pengguna.

Menurut Mohtar, jalan sepanjang kurang lebih tiga kilometer dengan kondisi terjal itu kerap memicu kecelakaan. Para petani sering jatuh saat mengangkut hasil produksi seperti pisang, kopra, dan komoditas kebun lainnya.

“Kami berharap ada perhatian pemerintah. Jalan tani ini bukan kemewahan, tapi kebutuhan dasar untuk membantu petani membawa hasil panen mereka,” tegasnya.

Seorang petani, Ato, membenarkan kondisi tersebut. Ia menyebut ada sekitar enam akses jalan masuk kebun yang telah disiapkan warga, namun sebagian besar masih berupa jalan tanah. Saat hujan, kendaraan seperti Viar dan mobil pickup tidak dapat melintas.

“Di Wayabula ada jalan tani Kulewe, Lolaro, Babu, Sosolo, Baru, dan Gigomo. Semua penting, tapi belum disentuh pembangunan,” ujarnya.

Ato menegaskan, pembangunan jalan tani bukan hanya soal mobilitas, tetapi juga menyangkut keberlangsungan ekonomi warga. Jalan yang layak akan mempercepat distribusi hasil tani dan meningkatkan pendapatan petani.

“Kalau jalan bagus, hasil tani ikut bergerak. Akses jadi mudah dan petani bisa berkembang,” tutup Ato.

Penulis: Ris
Editor: Ramlan Harun

Baca Juga