Tradisi
Tradisi Menyambut Malam Lailatul Qadar di Ternate
Ternate, Hpost – Ritual ela-ela pada malam Lailatul Qadar di Kota Ternate, Maluku Utara, resmi digelar, Sabtu 8 Mei 2021.
Tradisi yang kerap dilaksakan pada 27 ramadan itu, dipusatkan di Kedaton Kesultanan Ternate.
Tampak hadir Wali Kota Ternate Tauhid Soleman, Kepala Dinas Kebudayaan Mohdar Din, dan Kepala Dinas Pariwisata Rizal Marsaoly, serta Jo Ngofa atau anak Sultan, Hidayat Mudaffar Sjah.
Bertindak memimpin doa yakni Mufi Majojo Kesultanan Ternate, Hidayatussalam Sehan.
Usai pembacaan doa, para Badan Sara Kesultanan Ternate berjumlah 8 orang membawa 18 bunga lilin ke Sigi Lamo atau Masjid Besar Kesultanan Ternate dengan iring-iringan pemukulan gong atau tetabuhan yang dikenal dengan nama Cika Momo.
Sekadar diketahui, tradisi Cika Momo ini biasa dilakukan 4 kali dalam setahun, yakni pada malam qunut atau malam ke-15 ramadan, malam Ela-ela, Idul Fitri, dan Idul Adha
Fanyira Tolongara Kesultanan Ternate, Rinto M. Tolongara mengatakan, prosesi tersebut hanya dilakukan oleh para abdi dalam kesultanan.
Dari situ ikut serta para badan sara masjid kesultanan yang terdiri dari para imam dan khatib.
"Dorang (mereka) turun dari kedaton menuju masjid kesultanan," terang Rinto kepada halmaherapost.com, Sabtu 8 Mei 2021.
Rinto pun meluruskan wacana kegiatan pawai obor yang sempat memicu polemik di masyarakat, lantaran dikira dilarang oleh Pemerintah Kota Ternate dengan alasan corona.
"Tara (tidak) begitu. Tradisi yang sering dilakukan pada malam ke 27 ramadan itu sebagai sebuah kearifan lokal. Dan itu yang kita kenal dengan malam Ela-ela," terangnya.
Rinto bilang, jika ada sultan, tradisi tersebut dirangkaikan dengan ritual yang disebut kabasarang uci.
Dalam prosesi itu, terdapat 13 anak laki-laki yang belum baligh atau disebut ngare ici.
Mereka bertugas membawa panji-panji kesultanan, tongkat para sultan terdahulu, serta bunga lilin yang berjumlah 12.
"Itu dibawah oleh para moding (badan sara) secara bersama-sama ke masjid kesultanan, sekaligus melaksanakan salat isya dan tarawih secara berjamaah," jelasnya.
Tapi karena saat ini Sultan Ternate yang ke - 48 Mudaffar Sjah telah meninggal, sehingga prosesi tersebut belum dilaksanakan.
"Jadi yang ambil alih melaksanakan itu hanya badan sara. Mereka yang membawa lilin sebagai tanda prosesi Ela-ela jatuh di malam tersebut," pungkasnya.
Komentar