Cek Fakta

Kanal Cek Fakta Lokal Diperlukan untuk Perangi Hoaks

Peserta FGD Mengawal Demokrasi Indonesai dalam Pemilu 2024 dengan Mencegah dan Mengantisipasi Menyebarnya Misinformasi dan Disinformasi foto bersama di Ballroom Halmahera A Sahid Hotel, Kota Ternate, Sabtu, 2 September 2023 II Foto: Istimewa

Ternate - Penyediaan kanal Cekfakta lokal yang fokus pada tema lokal dianggap sangat penting untuk memerangi hoaks.

Hal itu mencuat dalam diskusi Focus Group Discussion (FGD) bertemakan "Mengawal Demokrasi Indonesia dalam Pemilu 2024 dengan Mencegah dan Mengantisipasi Menyebarnya Misinformasi dan Disinformasi" dilaksanakan di Ballroom Halmahera A Sahid Hotel, Kota Ternate, pada Sabtu, 2 September 2023 pukul 10.00-14.00 WIT.

Dengan dukungan dari Google News Initiative, Internews, dan FirstDraft, program Cekfakta.com telah berhasil memeriksa ribuan informasi palsu yang membuat resah masyarakat.

Sejak diluncurkan pada Mei 2018, Cekfakta.com bekerja sama dengan 25 perusahaan media terkemuka dan didukung oleh Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia, Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI), dan Masyarakat Antifitnah Indonesia (Mafindo). Kolaborasi ini telah berjalan selama lima tahun, namun tantangan dalam penyebaran dan penggunaan konten cek fakta masih cukup besar, terutama menjelang Pemilu 2024 yang rentan terhadap gangguan informasi, ujaran kebencian, polarisasi, kampanye hitam, dan ancaman manipulasi kecerdasan buatan.

"Media online masih menjadi sarana untuk memberikan informasi tidak valid dan bersifat propaganda, sehingga banyak hoaks yang ditemukan dalam media," ujar Arba Sahlan dari GMNI.

Perwakilan Bawaslu Maluku Utara, Adrian, mengatakan, "Kita harus berani melawan berita bohong, mencari kebenarannya, dan berani membagikan kebenaran tersebut. Dalam rangka melawan hoaks, diperlukan gerakan-gerakan dari seluruh lapisan masyarakat."

Dengan tagline "Jarimu Mengawasi Pemilu," diharapkan partisipasi seluruh pihak dalam mengawal tahun pemilu yang kondusif.

Pimpinan Wilayah Muhammadiyah, Suleman Saidi, menambahkan bahwa selain mengklarifikasi hoaks, perlu tindak lanjut berupa sosialisasi dan tindakan kolaborasi.

Salah satu wakil dari Kelompok Cipayung, Crisvanus Tri Luhu dari GMKI, menyarankan pentingnya adanya kanal cek fakta lokal sehingga ada pusat klarifikasi di tingkat daerah terhadap hoaks dan berita bohong yang beredar.

Kegiatan ini mendapat sambutan positif dari berbagai pihak yang hadir, antara lain dari Bawaslu Maluku Utara, PMI Kota Ternate, pelajar, PII, LMND, Universitas Khairun, PGRI, Muslimat NU Kota Ternate, Aisyiyah Kota Ternate, HMI Cabang Ternate, PMII, KPU Provinsi Maluku Utara, Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Maluku Utara, Fatayat Kota Ternate, AMAN Maluku Utara, Walhi Malut, GMNI, KAMMI, HMI Cabang Ternate, Pramuka, GMKI, UMMU, AMSI Maluku Utara, Kesultanan Ternate, LSM JP3M Maluku Utara, dan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Maluku Utara.

FGD ditutup dengan penandatanganan pernyataan sikap bersama untuk menciptakan kolaborasi bersama dalam menghadapi disinformasi jelang pemilu.

Penulis: Tim
Editor: Firjal Usdek

Baca Juga