Pilkada

Kisah Asrul Rasyid Ichsan, Penjual Es Keliling yang Kini Jadi Calon Wakil Gubernur

Asrul Rasyid Ichsan. Foto: Ist

Asrul Rasyid Ichsan, seorang penjual es keliling di masa lalu, kini turut berpartisipasi dalam Pilgub Maluku Utara 2024. Menceritakan kembali masa kecilnya, Asrul merasakan haru dan rindu. Ia dipercayakan mendampingi Sultan Tidore, Husain Alting Sjah, sebagai calon wakil gubernur Maluku Utara.

Namun, Asrul bukanlah politisi yang dibesarkan dari kemapanan finansial. Masa kecilnya dihabiskan sebagai penjual es keliling, dibesarkan oleh seorang ibu rumah tangga dan seorang ayah yang bekerja sebagai guru sekolah dasar (SD).

“Saya lahir di Halmahera Selatan, di Tahane. Bapak saya seorang guru, jadi kami pindah ke Ternate, di mana beliau mengajar di SD Gambesi,” ujar Asrul saat ditemui awak media, Minggu, 8 September 2024.

Ia tumbuh besar di Sasa, Ternate. Semasa kecil, Asrul bersekolah di tempat ayahnya mengajar, melanjutkan pendidikan menengah pertama (SMP) di Gambesi, dan akhirnya di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Ternate.

Dalam kondisi ekonomi yang pas-pasan kala itu, orang tua Asrul mengajarkannya untuk hidup mandiri dan menjadi pekerja keras. Ibunya membuat 'es lilin' dan 'es batu' untuk dijual di sepanjang kampung, dan Asrul mengambil peran itu dengan menenteng dua termos besar untuk menjajakan jualannya.

“Jadi saya sekolah sambil menjual es, yang dibuat sendiri oleh ibu saya dan saya antar ke tempat-tempat langganan,” katanya.

Baca juga:

HAS-ARI Unggul Tipis di Ternate, Juru Bicara: Jangan Terlalu Euforia, Tetap Konsisten

Survey: Husain Alting dan Benny Laos Bersaing Ketat di Kota Ternate

Santrani dan Bustamin: Pasangan Calon yang Semakin Mesra Menjelang Pilkada Ternate

Saat beranjak ke bangku SMA, Asrul masih tetap menjajakan es buatan ibunya. Setiap pagi, ia sudah bergegas mengantarkan jualannya sebelum berangkat ke sekolah. Jika ia bangun terlambat, Asrul memilih untuk berangkat ke sekolah sambil membawa jualannya.

Saat bulan Ramadan, Asrul tetap berjualan meski dalam keadaan berpuasa. Ayah dan ibunya sangat ketat dalam hal agama, sehingga Asrul tidak diperbolehkan meninggalkan puasa meski sedang berjualan.

“Kalau diingat-ingat, sedih juga, apalagi jika jualannya tidak laku,” kenang Asrul.

Selanjutnya 1 2
Penulis: Qal
Editor: Ramlan Harun

Baca Juga